Buka Sasi, Nelayan di Raja Ampat Panen Teripang  

Reporter

Rabu, 17 Juli 2013 14:43 WIB

Dua nelayan membongkar ikan tongkol dari lambung kapal di dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (2/9). ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Aturan adat sasi memberi berkah tersendiri bagi masyarakat nelayan Kampung Folley di Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Misool, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Mereka memanen teripang senilai Rp 50 juta hanya dalam rentang waktu empat hari sejak sasi adat dan gereja dibuka pada pertengahan Juni lalu.

Hasil tangkapan masyarakat selama buka sasi di area konservasi seluas 82 hektare itu mencapai 1.338 ekor dengan panjang tubuh 15-20 sentimeter. Selama sasi dibuka, tercatat 20 nelayan yang rata-rata tangkapan di setiap perahunya mencapai 67 teripang per malam.

Tokoh adat kampung Folley, Yohanes Fadimpo, mengaku puas dengan hasil ini karena sejak 2011 masyarakat adat di kampungnya telah berinisiatif untuk melestarikan sumber daya alam laut lewat sasi. "Tradisi ini kami pertahankan untuk menjaga sumber daya laut agar tetap berlimpah,” kata dia, Rabu, 17 Juli 2013.

Dalam kegiatan buka sasi, masyarakat nelayan didampingi oleh tim monitoring The Nature Conservancy (TNC) yang memberikan masukan teknis ihwal ukuran biota yang sebaiknya ditangkap, pemantauan hasil tangkapan, serta perkiraan pendapatan selama buka sasi berlangsung.

“Hasil buka sasi perdana ini melebihi perkiraan kami sebelumnya," ujar Direktur Program Kelautan TNC Indonesia Abdul Halim. Berdasarkan data TNC, penerapan sasi dan zonasi terbukti memberikan nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat serta berperan penting untuk keberlanjutan sektor perikanan tradisional.

Kearifan lokal masyarakat untuk menjaga serta melindungi sumber daya laut dan darat di wilayah Raja Ampat melalui sasi adat telah diterapkan turun-menurun sejak zaman nenek moyang.

Pada November tahun lalu, masyarakat adat Pulau Misool mengukuhkan kepedulian mereka terhadap pelestarian sumber daya laut lewat upacara adat Timai untuk mendeklarasikan zonasi KKLD Misool Timur Selatan yang mencakup area seluas 366 ribu hektare. Dari luas total KKLD itu, sekitar 82 hektare di antaranya didedikasikan menjadi wilayah sasi oleh masyarakat Kampung Folley.

Kearifan lokal semacam sasi menjadi penting bagi Raja Ampat yang diakui sebagai pusat keragaman hayati laut dunia. Kepulauan di bagian ujung barat laut Papua Barat ini terletak tepat di jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) yang mencakup wilayah perairan laut enam negara.

Kajian ekologis yang dilakukan TNC dan Conservation International (CI) menunjukkan Raja Ampat merupakan rumah bagi 75 persen jenis terumbu karang dunia. Tak kurang dari 553 jenis terumbu karang dan 1.437 jenis ikan karang hidup di lokasi ini.

Pada 2006, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat bersama masyarakat lokal, TNC dan CI, menjadi pemerintah daerah pertama yang mendeklarasikan jejaring KKLD. Kawasan konservasi ini secara global telah diakui sebagai sebuah perangkat yang efektif untuk menopang perikanan berkelanjutan, melindungi habitat laut penting, dan menjamin mata pencaharian masyarakat lokal. Saat ini terdapat tujuh KKLD dalam jejaring yang meliputi lebih dari satu juta hektare wilayah pesisir dan laut.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya