Mahir Multibahasa Hambat Kepikunan

Reporter

Rabu, 4 Juni 2014 05:51 WIB

healthruns.com

TEMPO.CO, Edinburgh - Berapa bahasa yang Anda kuasai? Sebuah studi menunjukkan seseorang yang cakap berbicara lebih dari dua bahasa lebih lambat mengalami penurunan fungsi kognitif pada otak akibat penuaan. Bahkan mereka yang baru menguasai bahasa kedua dan seterusnya setelah dewasa juga mengalami hal yang sama.

Bilingualisme atau kecakapan memakai dua bahasa atau lebih dinilai bisa meningkatkan kemampuan kognitif dan memperlambat dementia pada orang tua. Dementia adalah penurunan fungsi otak sehingga seseorang tak mampu mengingat dengan baik. Selain ingatan, kelainan dementia juga berpengaruh pada kemampuan berbicara, bersikap, dan mengambil keputusan.

"Ini adalah studi pertama yang mempelajari apakah belajar bahasa kedua berdampak bagi kemampuan kognitif di usia lanjut dengan memperhatikan kecerdasan masa kecil," kata Dr Thomas Bak dari The Centre for Cognitive Aging and Cognitive Epidemiology di University of Edinburgh seperti dikutip Sciencedaily, Rabu, 4 Juni 2014.

Untuk studi ini, para peneliti memeriksa data dari The Lothian Birth Cohort tahun 1936 berisi 835 penutur asli bahasa Inggris yang lahir dan hidup di Edinburgh, Skotlandia. Para partisipan diberi tes pada 1947 saat mereka berusia 11 tahun. Saat mereka berada di awal usia 70-an, antara 2008 dan 2010, mereka kembali menjalani tes.

Temuan studi yang dimuat dalam jurnal Annals of Neurology menyebutkan ada 262 partisipan yang masih mampu berkomunikasi setidaknya satu bahasa selain bahasa Inggris. Dalam kelompok itu, 195 orang belajar bahasa kedua sebelum mereka berusia 18 tahun. Sisanya baru belajar bahasa selain bahasa Inggris setelah berusia 18 tahun.

Temuan itu menunjukkan orang yang mampu berbicara dua bahasa atau lebih memiliki kemampuan kognitif lebih baik pada masa tuanya. Efek terkuat terlihat dalam kecerdasan umum dan kemampuan membaca. Kondisi ini terjadi baik pada mereka yang belajar bahasa kedua lebih awal maupun yang baru belakangan belajar.

"Data dari The Lothian Brith Cohort memberikan kesempatan besar untuk mempelajari interaksi bilingualisme dan perkembangan kognitif, mengingat kemampuan itu sudah ada sebelum belajar bahasa kedua," kata Dr Bak.

Menurut Bak, temuan itu dipandang memiliki relevansi praktis. Jutaan orang di seluruh dunia kebanyakan menguasai bahasa kedua mereka setelah dewasa. "Penelitian kami menunjukkan bilingualisme, bahkan yang diperoleh saat dewasa, membantu perkembangan otak," kata Bak.

SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA




Berita Lain:
Jokowi: Ada Tim Khusus yang Cari Kesalahan Saya
SBY Desak Menteri yang Jadi Tim Sukses Mundur
Tim Sukses, Cak Imin Emoh Mundur dari Menteri

Berita terkait

Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

16 Januari 2019

Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

Tim ilmuwan dari University of Birmingham dan Cardiff University telah mengungkap bagaimana otak manusia merekontruksi atau menyusun kenangan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

21 November 2018

Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

Dua peneliti syaraf dari Universitas California Riverside, dalam sebuah riset mencoba menjawab bagaimana cara menghilangkan rasa takut.

Baca Selengkapnya

Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

8 November 2018

Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

Riset terbaru hasil kolaborasi dari Kaspersky Lab dan University of Oxford mengungkap otak manusia akan menjadi target serangan hacker.

Baca Selengkapnya

Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

27 Desember 2017

Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

Usus disebut sebagai otak kedua. Kalau kondisi usus baik, maka saraf di usus akan mengirimkan sinyal-sinyal positif ke otak

Baca Selengkapnya

10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

15 Desember 2017

10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

Ada 10 hal yang bisa menambah daya ingat seseorang. Dua di antaranya adalah makan permen karet dan menonton komedi.

Baca Selengkapnya

Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

12 Desember 2017

Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

Otak manusia memiliki banyak aktivitas, termasuk yang Anda belum tahu ini.

Baca Selengkapnya

Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

9 Desember 2017

Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

Peneliti mengidentifikasi jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran berjalan pada bayi, sebuah temuan yang bisa membantu memprediksi autisme.

Baca Selengkapnya

Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

9 November 2017

Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

Pikiran tentang hal-hal buruk ternyata bisa mencerminkan kesehatan manusia. Misalnya tak bisa berhenti memikirkan pengalamam buruk. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

24 Oktober 2017

Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

Hidung, sebagai Indra penciuman ternyata memiliki kaitan yang kuat dengan otak secara keseluruhan. Simak penelitiannya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

11 Oktober 2017

Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

Pernah mempertanyakan mengapa manusia tertawa, merasakan kantuk, ataupun bisa mengalami 'jetlag'?, ternyata semua itu karena kinerja otak manusia.

Baca Selengkapnya