Ebola Menyebar Lewat Kelelawar  

Reporter

Selasa, 23 September 2014 13:33 WIB

Petugas kesehatan mengenakan pakaian pelindung saat bekerja di tempat perawatan pasien Ebola di Rumah Sakit Elwa, Monrovia, Liberia, 7 September 2014. WHO menyebutkan sekitar 300 petugas kesehatan tertular virus Ebola. DOMINIQUE FAGET/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Lancaster - Di beberapa bagian Afrika, mitos ebola yang dibawa petugas kesehatan memang menyebar luas. Namun dari manakah ebola berasal?

Wadah ebola--tempat virus bersembunyi dan menyebar ke manusia--memang belum diketahui pasti. Meski begitu, para ahli memprediksi migrasi kelelawar dapat menjadi penyebab dominan virus mematikan ini. “Memang ada kasus yang asalnya dari kelelawar, tapi belum ada bukti kuat,” ujar Derek Gatherer, peneliti bioinformatika dari Lancaster University, Inggris.

Kasus Ebola pada manusia pertama diketahui pada 1976. Saat itu wabah simultan terjadi di Sudan dan Republik Kongo. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) mencatat hampir 600 orang tewas lantaran endemik tersebut. (Baca: WHO Butuh Dana Rp 11,9 Triliun untuk Lawan Ebola)

Hampir 20 tahun kemudian, tepatnya pada 2005, para peneliti mencari wadah utama ebola dari seribu hewan kecil di negara-negara Afrika tengah, seperti Gabon dan Kongo. Mereka menguji 679 kelelawar, 222 ekor burung, dan dan 12 vertebrata kecil di darat.

Dari penelitian tersebut, satu-satunya hewan yang ditemukan mungkin membawa ebola adalah kelelawar, khususnya tiga spesies kelelawar pemakan buah. Yakni, kelelawar berkepala palu, sebagian kelelawar buah, dan sedikit dari spesies kelelawar berkerah.(Baca: Vaksin Pencegah Ebola Diuji Coba ke Manusia)

Setidaknya dua spesies kelelawar tersebut juga ditemukan di Guinea, yang menjadi tempat wabah ebola di Afrika Barat. “Kemungkinan besar memang kelelawar penyebab awal wabah,” ujar Gatherer, seperti dikutip Livescience.com, Selasa, 23 September 2014.

Para peneliti pun saat ini mengambil beberapa sampel kelelawar di Guinea untuk melihat apakah tes tersebut positif terhadap ebola. Wabah ini telah menjangkiti 5.000 orang dan lebih dari 2.500 lainnya meninggal hingga saat ini.

Gatherer menuturkan salah satu cara untuk meminimalkan penyebaran adalah tidak mengkonsumsi daging kelelawar. Misalnya, sup kelelawar yang terkenal di daerah Guinea.

Pejabat di Guinea telah mengambil langkah larangan konsumsi daging kelelawar sejak Maret lalu. Namun tak cukup dengan itu, ujar Gatherer, harus ada pemusnahan daging kelelawar yang dijual bebas. (Baca: WHO: Dunia Menyepelekan Ebola)

Menurut Gatherer, penelitian urutan genetik terhadap ebola di manusia dan kelelawar juga harus terus dilakukan. Tujuannya, lebih memastikan cara penyebaran virus. “Karena bisa saja virus disebarkan ke manusia saat kelelawar terbang,” tuturnya. Sebab, temuan sebelumnya menyatakan ebola disebarkan melalui kelelawar di Afrika Tengah dan Barat selama sepuluh tahun terakhir.

AMRI MAHBUB




Baca juga:
Golkar Terbelah Hadapi Voting RUU Pilkada
PDIP: Koalisi dengan PAN dan PPP Sudah Final
Resmi, Demokrat Dukung Pilkada Langsung
Gadis Ini Dipaksa Ibunya Tidur dengan 1.800 Pria
Bentrok TNI-Polri Terkait Penggerebekan BBM

Berita terkait

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang

Baca Selengkapnya

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

11 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta hari ini bertambah 314 orang. Hasil ini didapati setelah melakukan tes PCR terhadap 8.057 spesimen.

Baca Selengkapnya

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

31 Mei 2022

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji coba fase ketiga Vaksin Merah Putih bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya.

Baca Selengkapnya

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

29 Mei 2022

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

WHO melaporkan Irak kini tengah menghadapi wabah demam berdarah Krimea-Kongo yang berdampak fatal, dapat menyebabkan penderita tewas kehabisan darah

Baca Selengkapnya

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

5 Mei 2022

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

World Health Organization atau WHO mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.

Baca Selengkapnya