TEMPO.CO, San Francisco - Sebuah penelitian mengungkap bahwa sebuah gempa bumi hampir 3.000 tahun yang lalu diduga menjadi penyebab hilangnya salah satu peradaban kuno Cina secara misterius.
Gempa besar itu diduga telah menyebabkan bencana tanah longsor, yang membendung sumber air utama budaya Sanxingdui dan mengalihkannya ke lokasi baru.
“Hal itu, pada gilirannya, telah memacu budaya Cina kuno tersebut untuk bergerak lebih dekat ke aliran sungai baru,” ujar salah satu penulis penelitian, Niannian Fan, peneliti ilmu sungai di Universitas Tsinghua di Chengdu, Cina, dalam pertemuan tahunan ke-47 American Geophysical Union di San Francisco, 18 Desember lalu, sebagaimana dikutip Live Science, Rabu, 24 Desember 2014.
Pada tahun 1929, seorang petani di Provinsi Sichuan menemukan batu giok dan batu artefak ketika memperbaiki selokan limbah yang berlokasi sekitar 24 mil (40 kilometer) dari Chengdu. Namun signifikansi temuan itu tidak dipahami sampai tahun 1986, ketika arkeolog menggali dua lubang harta Zaman Perunggu, seperti giok, sekitar 100 gading gajah, dan patung perunggu setinggi 8 kaki (2,4 meter).
"Temuan itu menunjukkan kemampuan teknis mengesankan yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia pada saat itu," kata Peter Keller, seorang ahli geologi dan presiden Bowers Museum di Santa Ana, California, yang saat ini menggelar pameran dari beberapa harta karun tersebut.
Harta, yang telah rusak dan terkubur seolah-olah mereka dikorbankan, itu berasal dari peradaban yang hilang yang sekarang dikenal sebagai Sanxingdui, sebuah kota bertembok di tepi Sungai Minjiang. "Ini adalah misteri besar," kata Keller, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Arkeolog sekarang percaya bahwa budaya yang sengaja dibongkar sendiri itu berusia antara 3.000 dan 2.800 tahun yang lalu. “Penjelasan mengapa ia menghilang adalah perang dan banjir, tapi kedua alasan itu tidak terlalu meyakinkan," kata Fan kepada Live Science.
Sekitar 14 tahun yang lalu, arkeolog menemukan sisa-sisa kota kuno lain yang disebut Jinsha dekat Chengdu. Situs Jinsha, meskipun tidak memiliki perunggu Sanxingdui, tapi memiliki mahkota emas dengan motif ukiran berupa ikan, panah, dan burung yang serupa dengan temuan tongkat emas di Sanxingdui, kata Keller. Hal itu membuat beberapa ahli percaya bahwa orang-orang dari Sanxingdui mungkin telah berpindah ke Jinsha.
Tapi mengapa hal itu tetap menjadi misteri? Fan dan rekan-rekannya bertanya-tanya apakah sebuah gempa bumi mungkin telah menyebabkan tanah longsor yang membendung sungai di pegunungan dan mengalihkannya ke Jinsha. Bencana itu mungkin telah mengurangi pasokan air Sanxingdui, memacu penduduknya untuk berpindah.
Lembah di mana Sanxingdui berada memiliki dataran banjir luas, dengan 7 kilometer dinding bertingkat tinggi yang tidak mungkin dipotong oleh sungai kecil yang sekarang melaluinya, kata Fan.
Beberapa catatan sejarah mendukung hipotesis mereka. Pada 1099 SM, penulis kuno mencatat gempa di ibu kota dinasti Zhou, di Provinsi Shaanxi, kata Fan. Meskipun tempat itu kira-kira 250 mil (400 kilometer) dari situs bersejarah Sanxingdui, kebudayaan terakhir itu tidak menuliskannya pada saat itu. “Sehingga mungkin episentrum gempa benar-benar dekat dengan Sanxingdui-tapi tidak tercatat,” kata Fan. Bukti geologi juga menunjukkan bahwa sebuah gempa bumi terjadi di wilayah itu antara 3.330 dan 2.200 tahun yang lalu, ia menambahkan.
Sekitar waktu yang sama, sedimen geologi menunjukkan banjir besar terjadi, dan dokumen Dinasti Han The Chronicles of the Kings of Shu mencatat banjir kuno mengalir dari gunung di tempat yang menunjukkan aliran yang dialihkan, kata Fan. Sekitar 800 tahun kemudian, warga Jinsha membangun dinding untuk mencegah banjir. Simak berita tekno lainnya di sini.
ERWIN Z. | LIVE SCIENCE
Berita lain
Game Paling Dinanti di Tahun 2015
60 Persen Terumbu Karang Kota Makassar Rusak
Apple Akan Produksi iPhone 6 Versi Mini?
Kodak Bersiap Luncurkan Perangkat Bergerak
Ilmuwan Temukan Penakluk Epidemi Kutu Busuk
Berita terkait
Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh
19 September 2023
Artefak yang berhasil teridentifikasi usai kebakaran Museum Nasional sudah dievakuasi ke tempat yang aman.
Baca SelengkapnyaKebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan
17 September 2023
Polisi mengakui kesulitan melakukan identifikasi benda sejarah di Museum Nasional atau Museum Gajah
Baca SelengkapnyaKelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya
19 Mei 2022
Kelompok Hindu India mengajukan petisi melarang Muslim memasuki masjid bersejarah di Mathura karena menduga ada peninggalan Hindu di dalamnya
Baca SelengkapnyaKota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir
9 Maret 2022
Sebuah tim yang berisikan para arkeolog pada September 2020 memulai pencarian kuil kamar mayat di tepi barat Luxor di Mesir.
Baca Selengkapnya7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina
2 Maret 2022
Ukraina terkenal akan budaya dan tradisinya yang kaya dan merupakan rumah bagi tujuh situs warisan dunia UNESCO.
Baca SelengkapnyaBunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata
30 Oktober 2021
Bunker peninggalan Jepang yang biasa disebut korok-korok oleh warga Simeulue diantaranya ada di Desa Labuan Bakti dan Desa Labuan Bajau.
Baca Selengkapnya3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik
31 Agustus 2021
Nilai tiga barang antik berupa patung Seated Shiva, patung Seated Parvati, dan patung Seated Ganesha, ini sebesar Rp 1,23 triliun.
Baca SelengkapnyaBekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia
7 Agustus 2021
Indonesia turut menyumbang beberapa tempat ke dalam situs warisan dunia UNESCO.
Baca SelengkapnyaKeunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO
6 Agustus 2021
Masuknya The Arslantepe Mound menjadi tempat ke-18 yang menjadi Situs Warisan Dunia dari Turki.
Baca SelengkapnyaMakna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati
9 Juli 2021
Enam monumen bersejarah itu mulanya akan disebar di beberapa temoat, namun akhirnya diputuskan disimpan di Taman Suropati.
Baca Selengkapnya