Kawah Chicxulub Simpan Misteri Punahnya Dinosaurus

Reporter

Jumat, 10 April 2015 05:05 WIB

Foto udara Kawah Pingualuit. Kawah yang tercipta karena tubrukan asteroid ini berdiameter 3 kilometer dan berkedalaman 245,9 meter. Denis Sarrazin/NASA Earth Observatory

TEMPO.CO, Texas - Hingga saat ini bencana akibat asteroid di bumi menjadi kambing hitam punahnya dinosaurus dan menyisakan lubang besar menganga di bumi. Para peneliti menganggap kawah besar yang tercipta 65,5 juta tahun lalu itu menyimpan jawaban atas ledakan asteroid megakolosal itu.

Kelompok ilmuwan gabungan akan mengebor Kawah Chicxulub di Meksiko hingga kedalaman 1.500 meter untuk menguak misteri dunia pada 10-15 juta tahun lalu. Salah satunya kondisi permukiman di dekat Semenanjung Yucatan.

Penggalian ini mulai dibahas pekan lalu di Merida, Meksiko, yang terletak 200 kilometer dari Kawah Chicxulub. "Rencananya mulai menggali pada awal musim semi, atau sekitar April tahun depan," kata Sean Gulick, pakar geofisika dari University of Texas yang tergabung dalam penelitian, seperti dikutip dari Live Science.

Gulick mengatakan penelitian kawah ini akan mengungkap sesuatu yang luar biasa bagi ilmu pengetahuan. Tak hanya itu, ujar dia, penelitian tersebut juga akan memiliki gambaran tentang bagian lepas bibir kawah untuk pertama kalinya sejak ditemukan 20 tahun lalu.

Dari sampel yang akan diambil, para peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari proses biologis dan geologis pada 10-15 juta tahun lalu. Tim beranggapan, ketika sebuah batu besar menghantam bumi pada kecepatan cukup tinggi, tabrakan akan menyebabkan retakan kemudian mencair. Tabrakan juga akan membentuk kawah sementara yang berbentuk seperti percikan air.

Penelitian ini akan berdasarkan pada model kawah, bukan berlandaskan apa yang terjadi setelah kawah terbentuk. Dengan begitu, para ilmuwan berharap dapat menemukan rincian proses yang melemahkan batuan granit dan berujung pada pencairan bebatuan.

Untuk sementara ini, Kawah Chicxulub menjadi satu-satunya kawah di bumi yang terkait dengan peristiwa kepunahan massal. Karena itu, sampel dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang kepunahan dinosaurus dan apa yang terjadi setelah itu. Sedangkan lapisan batuan baru dapat mengungkap jejak kehidupan yang akan memberikan petunjuk tentang berapa lama kehidupan kembali normal.

Penelitian ini akan menghabiskan dana sekitar US$ 10 juta atau Rp 129,9 miliar, yang didapat dari patungan antara European Consortium for Ocean Research Drilling dan International Continental Scientific Drilling Program. Gulick dan Joanna Morgan dari Imperial College London akan memimpin penelitian ini.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya