TEMPO.CO, Jakarta - Mahir dalam menulis karya ilmiah merupakan softskill yang harus dimiliki seorang mahasiswa. Himpunan Mahasiswa Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Airlangga (Unair) menyelenggarakan webinar yang bertajuk “Paper Sharing and Learning” agar mahasiswa dapat menulis esai ilmiah yang baik.
Desi Rahmawati, pemenang kompetisi esai Occupational Safety and Health Cup 2020 membagikan tips agar mahasiswa bisa menulis esai ilmiah dengan ciamik. Desi menjelaskan pengertian dari esai ilmiah adalah sebuah pandangan opini atau argumentasi penulis terhadap suatu permasalahan tertentu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan disertai dengan fakta dan solusi permasalahan.
Esai ilmiah, kata Desi, memiliki kriteria kepenulisan. “Yang jelas esai ilmiah adalah argumen, jadi kita memberikan pendapat atau tanggapan kepada suatu permasalahan,” ujar Desi dilansir dari laman resmi Unair pada Selasa, 13 September 2022.
Mahasiswa berprestasi 2020 itu menjelaskan struktur esai dibagi menjadi tiga yakni pendahuluan, isi dan penutup. Penulisan harus runut dan sistematis agar gagasan tersampaikan dengan baik. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mahasiswa harus dapat mengidentifikasi masalah dan urgensinya untuk segera bisa diselesaikan. Untuk menuliskannya, kata Desi, sebaiknya jangan langsung menuju ke inti masalah, melainkan bisa menceritakan terlebih dahulu dasar atau timbulnya masalah tersebut.
“Mahasiswa bisa memberikan fakta berupa data yang dapat dipertanggungjawabkan mengapa masalah tersebut perlu diangkat. Kemudian pada paragraf akhir pendahuluan, beri deskripsi singkat mengenai solusi yang akan dilakukan dan tujuannya sebelum masuk ke bagian isi. Hal ini dikarenakan, perlu ada jembatan yang menghubungkan antarparagraf,” ungkapnya.
Langkah berikutnya pada bagian isi, mahasiswa perlu terlebih dahulu untuk menganalisis masalah dengan cara menguraikannya secara detail dan disertai data atau fakta. Desi mengatakan penjelasan gambaran ide atau solusi secara lengkap harus disertai cara implementasinya.“Usahakan untuk memberikan solusi secara spesifik, terukur dengan indikator keberhasilan, dan dapat diterima oleh masyarakat dan realistis," katanya.
Pada bagian penutup, lanjutnya, pastikan kesimpulan sesuai dengan tujuan, tidak memunculkan topik atau pembahasan baru serta ringkas dan mudah untuk dipahami. Tips terakhir, mengenai daftar pustaka dan lampiran, penulis perlu menyesuaikan ketentuan gaya penulisan dengan jurnal maksimal lima tahun dan sumber dari buku maksimal sepuluh tahun terakhir.
Sementara pada bagian lampiran, penulis dapat memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk menambahkan data yang belum sempat dijelaskan akibat keterbatasan maksimal halaman.
Baca juga: Tips Magang Sukses untuk Mahasiswa dari Kementerian Pendidikan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.