Gali Sumur Lebih Efektif Atasi Kekeringan  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 9 Agustus 2015 04:04 WIB

ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi menyatakan cara termudah mengatasi kekeringan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah dengan membuat sumur air tanah.

Meski pasokan air tanah terus berkurang, Deputi Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Riset, Muhammad Dimyati, menilai cara itu lebih baik dibanding membuat hujan buatan. "Pengeboran sumur air tanah jadi alternatif karena tak mungkin membuat hujan karena tak ada bibit hujan pada awan di wilayah itu," kata Dimyati di sela pameran riset dan teknologi di Senayan, Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2015.

Kementerian telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menyiapkan solusi hujan buatan di beberapa wilayah yang dilanda kekeringan. Namun BPPT masih fokus membuat hujan buatan untuk memadamkan api kebakaran hutan di Jambi dan mengembalikan kualitas udara di sana.

Sementara itu, BPPT enggan membuat hujan buatan di wilayah kekeringan seperti di sebagian Jawa, Lampung, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. "Karena mereka yakin di sana tak ada bibit hujan sehingga harus mengebor sumur air tanah untuk mengisi danau," kata Dimyati. "Sedangkan untuk menyalurkan air pun harus membangun macam-macam. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia."

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 102 kabupaten di Indonesia mengalami kekeringan karena ketersediaan air yang tidak mencukupi serta akibat musim kemarau. Wilayah tersebut berada di 16 provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bengkulu, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.

Juga Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, serta Bali. Kebutuhan air di wilayah tersebut mengalami defisit sekitar 20 miliar meter kubik untuk waktu yang lama. Kekeringan juga berdampak pada 111 ribu hektare lahan pertanian dan diperkirakan kondisi tersebut semakin meluas.

Belakangan, Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri terkait untuk mengatasi masalah ini. Jokowi mengundang Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria Ferry Mursida Baldan, serta Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar dalam rapat terbatas mengenai dampak El Nino di Indonesia.

Terakhir, Menteri Pertanian Arman Sulaiman berkeliling Indonesia membagikan pompa air gratis guna mengatasi kekeringan akibat kemarau panjang. Jokowi menyebut pembagian tersebut merupakan solusi jangka pendek paling tepat. "Saya kira tahapan paling cepat itu. Tapi dalam jangka panjang kita akan bangun waduk dan embung," ujar Jokowi di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat, 31 Juli 2015.

PUTRI ADITYOWATI | TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

38 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

44 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

50 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya