Macan Tutul yang Kawin Tertangkap Kamera di Gunung Malabar

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 9 September 2015 08:29 WIB

Macan tutul tengah mengendap untuk memburu seekor ikan di tengah sungai berlumpur. Macan tutul sangat ahli memburu ikan, namun sangat sedikit yang berhasil mendokumentasikannya melalui fotografi. Dailymail

TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak tujuh ekor macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) tertangkap kamera yang dipasang di Gunung Malabar, Kabupaten Bandung.

Video rekaman dan gambar foto macan tutul tersebut baru-baru ini dipublikasikan Conservation International di Internet. Istimewanya, kamera berhasil merekam sepasang macan tutul yang sedang kawin.

Manajer program Conservation International Anton Ario mengatakan rekaman gambar macan tutul sedang kawin di alam liar itu merupakan rekaman langka. Sepasang macan tersebut terekam kamera pada musim kawin, tepatnya 20 November 2014. "Pasang kameranya sejak akhir 2013, baru dapat gambarnya 2014," kata Anton saat dihubungi Tempo, Selasa, 8 September 2015.

Publikasi ketujuh macan tutul itu dilakukan setelah lembaga tersebut menyelesaikan laporan hasil pemantauan 2014 lewat 12 pasang kamera video dan foto inframerah.

Sepanjang tahun itu, kata Anton, di kawasan hutan lindung gunung di selatan Bandung setinggi 2.343 meter dari permukaan laut tersebut teridentifikasi tiga ekor jantan dan empat ekor betina. "Semuanya terlihat sehat, badannya berisi, usia umumnya lebih dari 10 tahun," ujarnya.

Identifikasi per individu macan tersebut dilihat dari corak tutulnya. Perbedaan tutul itu, kata Anton, seperti sidik jari pada manusia. Keberadaan mereka pada ketinggian sekitar 1.000-2.000 meter dari permukaan laut di lereng gunung tersebut. "Daya jelajahnya per ekor sekitar 8 kilometer persegi," ujarnya.

Selain macan tutul, kamera juga mendapatkan gambar satwa-satwa mangsanya, seperti kijang, celeng atau babi hutan, dan kancil. "Mangsa utamanya ketiga jenis itu, masih banyak di Malabar," ujarnya. Mangsa lainnya seperti musang dan mamalia kecil lainnya.

Program pemantauan macan tutul di Gunung Malabar itu merupakan kerja sama Conservation International dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perhutani, Yayasan Owa Jawa.

Kini pemantauan macan tutul di Gunung Malabar, seperti yang dilakukan di Gunung Gede dan Halimun-Salak, masih berlangsung. "Targetnya mendapat gambar anakan macan tutul. Selama ini belum pernah terlihat," ujarnya.

Dari hasil temuan itu, lembaga konservasi tersebut berharap Perhutani sebagai pengelola kawasan meningkatkan konservasi hutan dan habitatnya.

Misalnya, kata Anton, dengan mempertahankan utuh hutan lindung dan tidak mengurangi habitat dengan pembukaan lahan. "Kalau Malabar hutannya rusak, jangan aneh terjadi konflik macan dengan manusia," ujarnya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

13 hari lalu

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

Laporan orang tenggelam di Situ Cileunca diterima pada 9 April 2024. Pencarian butuh berhari-hari karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

27 hari lalu

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

37 hari lalu

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

Top BUMD Awards adalah kegiatan corporate rating atau pemberian penghargaan kepada BUMD-BUMD terbaik se-Indonesia

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

37 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Bandung Kembali Raih Penghargaan dari Kementerian PAN-RB

44 hari lalu

Bupati Bandung Kembali Raih Penghargaan dari Kementerian PAN-RB

Kabupaten Bandung merekrut lebih banyak PNS untuk memenuhi kebutuhan lima rumah sakit baru.

Baca Selengkapnya

Bupati Bandung Laksanakan Ground Breaking RSUD Bedas Pacira

50 hari lalu

Bupati Bandung Laksanakan Ground Breaking RSUD Bedas Pacira

Ground breaking RSUD Bedas Pacira ini adalah yang kelima, setelah empat rumah sakit lainnya telah diresmikan.

Baca Selengkapnya

Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan PKB Jadi 'Penguasa Baru' Kabupaten Bandung

52 hari lalu

Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan PKB Jadi 'Penguasa Baru' Kabupaten Bandung

Suara PKB mendominasi untuk DPR, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

23 Februari 2024

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak

Baca Selengkapnya

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

22 Februari 2024

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

22 Februari 2024

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

BMKG mencatat sejumlah fenomena cuaca di Samudera Hindia, Selat Sunda, dan Laut Jawa sebelum angin kencang puting beliung menerjang Rancaekek.

Baca Selengkapnya