Spesies Manusia Baru Ditemukan di Afrika Selatan

Reporter

Jumat, 11 September 2015 05:19 WIB

Kerangka tangan fossil terbaru, Homo Naledi di perlihatkan di Magaliesburg, Afrika Selatan, 10 September 2015. Spesies baru tersebut memiliki ukuran otak lebih kecil, berkaki panjang, berkepala kecil, dan kurus. REUTERS

TEMPO.CO , Jakarta - Para ilmuwan menemukan spesies manusia baru di sebuah gua di Afrika Selatan. Makhluk yang disebut "hampir manusia" itu disebut Homo naledi. Penemuan 15 tengkorak parsial itu dianggap sebagai yang terbesar atas manusia primitif yang aktivitasnya masih berlangsung sampai saat ini di Afrika.

Koresponden CBS News, Debora Patta, melaporkan, penemuan ilmiah besar--lebih dari 1.500 fosil sejak 2013--berlangsung di daerah yang telah mengungkapkan banyak fosil di masa lalu. Obyek temuan, sebagaimana dikutip dari BBC, dikatakan sebagai sebagian manusia dan sebagian kera serta peneliti mengatakan bahwa spesies ini bisa jadi merupakan "jembatan" di antara keduanya.

Ada bukti bahwa mereka telah mampu melakukan ritual yang hanya dilihat pada manusia modern jutaan tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Perjalanan untuk mendapatkan fosil itu dikatakan sangatlah sulit. Beberapa perempuan dipekerjakan karena badan mereka cukup kecil dan cukup kurus untuk lolos dari celah sempit dalam gua-gua yang disebut sebagai "Cradle of Humankind", di luar Johannesburg.

Orang yang mengarahkan operasi itu adalah Lee Berger, seorang ahli paleoantropologi Amerika ternama. "Ini sangat berbahaya," katanya. "Hanya karena tidak ada kematian, berbicara lebih banyak untuk persiapan kami."

Berger mengatakan alasannya menamai fosil temuannya sebagai Homo naledi adalah "Homo" menunjukkan tempat makhluk itu dalam evolusi manusia, sedangkan "Naledi" menjadi kata yang berarti "bintang" dalam bahasa lokal Sotho.

Menurut dia, Homo naledi bukan manusia, tapi makhluk itu telah melakukan sesuatu yang unik seperti manusia. "Penemuan saya ternyata menempatkan ilmu di atas kepalanya," katanya kepada CBS News.

Penemuan yang penuh ketegangan itu bukannya tanpa kritik. Beberapa ahli percaya bahwa Berger terlalu cepat menggambarkan lokasi temuannya sebagai daerah pemakaman yang dibuat.

Sesama ahli paleoantropologi, Bernard Wood, yang akrab dengan temuan Berger, mengatakan, dengan tidak adanya informasi tentang berapa usia spesies itu, akan sulit dibuat kesimpulan.

"Saya menghormati bahan yang mereka temukan dan saya menghormati upaya yang mereka lakukan untuk memulihkannya, tapi saya sangat skeptis tentang penafsiran mereka," ucapnya kepada CBS News.

CBSNEWS | BBC | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

1 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

9 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

20 hari lalu

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

Penelitian mengungkap dampak dari tambang mineral di Afrika untuk memenuhi ledakan teknologi hijau di dunia terhadap bangsa kera besar.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

29 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

21 Februari 2024

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

Seekor singa jantan membunuh penjaga yang telah merawatnya dari bayi saat sedang diberi makan.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

16 Februari 2024

Daya Tarik Malawi yang Baru Menerapkan Bebas Visa untuk 79 Negara

Baru-baru ini, Malawi menerapkan bebas visa masuk untuk 79 negara

Baca Selengkapnya

Mengaku Bawa Ikan Kering, Turis Amerika Ini Kedapatan Bawa Mumi Monyet dari Afrika

13 Februari 2024

Mengaku Bawa Ikan Kering, Turis Amerika Ini Kedapatan Bawa Mumi Monyet dari Afrika

Keberadaan bangkai monyet itu diketahui setelah seekor anjing Bea Cukai mengendus sesuatu yang tidak biasa di bagasi seorang pelancong dari Afrika.

Baca Selengkapnya

Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

17 Januari 2024

Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

Berbagai ragam hayati yang dimiliki oleh negara Liberia, negara ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang melimpah

Baca Selengkapnya

Presiden Perempuan Pertama Liberia, Berikut Perjalanan Ellen Johnson Sirleaf

16 Januari 2024

Presiden Perempuan Pertama Liberia, Berikut Perjalanan Ellen Johnson Sirleaf

Tepat 16 Januari 18 tahun yang lalu, Ellen Johnson Sirleaf dilantik menjadi presiden perempuan pertama Liberia. Berikut perjalanan hidup Ellen Sirleaf

Baca Selengkapnya