Bulan Darah 28 September, Kiamat? Inilah 4 Hal yang Langka
Editor
Saroh mutaya
Senin, 28 September 2015 07:48 WIB
TEMPO.CO--Gerhana bulan yang terjadi pada 28 September 2015 menyedot perhatian terutama masyarakat Eropa dan Amerika. Bulan akan terlibat berwarna merah darah, dan kelihatan indah, atau kalau percaya pada makna di baliknya, justru terlihat menakutkan.
Sebagian orang melihat itu sebagai tanda-tanda kiamat. Pada kejadian bulan darah sebelumnya juga seraing dihubungan dengan bencana alam atau peperangan yang muncul pada tahun saat gerhana bulan itu terjadi.
Baca juga:
Bulan Darah, 28 September Kiamat? Resah, Ini Kata Gereja
Bulan Darah 28 September 2015, Inilah yang Bikin Menakutkan
Tapi apa sebetulnya yang terjadi pada gerhana bulan kali ini? Setidaknya ada 3 hal langka yang terjadi-- karena peristiwa ini hanya berulang untuk sekian tahun kemudian. Bulan berwarna darah yang terakhir muncul pada 1982 dan baru akan datang lagi pada 2033.
Pertama, gerhana kali ini terjadi pada saat super-moon, yakni ketika bulan berada pada jarak terpendek dengan bumi. Akibatnya bulan akan tampak lebih terang dan besar. Saat gerhana, peristiwa ini menghasilkan cahaya kemerahan dan di sekitar bulan agak gelap. Bulan akan melayang masuk ke dalam bayangan paling gelap bumi. Peristiwa ini dikenal sebagai gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini hanya bisa disaksikan di Amerika, Eropa, dan Afrika.
Baca juga:
Seru, Ketika Happy Salma Nikah Siri, dan Olga Lydia...
Kecaman Keras Rachmawati: Saya Sudah Bilang, Jangan Jokowi
Kedua, walaupun berada di dalam bayang-bayang bumi tak membuat bulan menghilang dari pandangan. Umbra--bayangan paling gelap bumi--ini sejatinya tak benar-benar gelap. Wilayah berbentuk kerucut ini masih disinari cahaya berwarna merah temaram. Cahaya merah ini merupakan sinar matahari yang dipendarkan atmosfer bumi dan merambat ke dalam kerucut bayangan bumi. Warna merah temaram yang jatuh ke permukaan bulan ini lah yang menciptakan fenomena bulan merah darah.
"Warna merahnya sangat indah, seperti warna kelopak mawar. Apel juga berwarna merah. Tapi bagi sebagian orang menyebutnya warna merah darah," ujar ahli astronomi dari American Museum of Natural History, Neil deGrasse Tyson.
Selanjutnya ketiga...
<!--more-->
Ketiga, National Aeronautics and Space Administration (NASA) melalui situs resminya menyebutkan fase total gerhana bulan 28 September nanti akan berlangsung selama 1 jam 11 menit. Selama itu pula bulan yang semula berwarna putih terang berubah menjadi merah. Puncak gerhana sendiri bakal terjadi pukul 09.47 WIB, 28 September 2015.
Keempat, gerhana bulan kali ini punya posisi unik. Musababnya, tiga gerhana bulan sebelumnya juga gerhana total--bukan gerhana sebagian. Dalam astronomi, hal ini merupakan kejadian langka yang disebut tetrad. Istilah tetrad menandai gerhana bulan total yang terjadi empat kali secara berturut-turut. Tetrad kali ini merupakan rangkaian gerhana bulan total April 2014, Oktober 2014, April 2015, dan September 2015.
Baca juga:
Seru, Ketika Happy Salma Nikah Siri, dan Olga Lydia...
Kecaman Keras Rachmawati: Saya Sudah Bilang, Jangan Jokowi
Salah satu astronom yang pernah membahas gerhana tetrad ini adalah Jean Meeus dari Vereniging voor Sterrenkunde di Belgia. Melalui makalah ilmiahnya pada Juni 1980, dia menyebut gerhana tetrad ini punya siklus tersendiri. Dia mencontohkan, terdapat 16 kali tetrad sepanjang seperempat milenium yaitu 1909 hingga 2156. Tapi, dia mencatat tak ada tetrad sepanjang periode 1582-1908.
TIMEANDDATE | ANTON WILLIAM
Baca juga:
TRAGEDI MINA: 4 Anaknya Tewas, Begini Reaksi Lelaki Ini
Bulan Darah 28 September 2015, Inilah yang Bikin Menakutkan