Kekeringan, Hutan Lambat Serap Karbon
Editor
Amri mahbub al fathon tnr
Jumat, 9 Oktober 2015 22:30 WIB
TEMPO.CO, Utah - Hutan dan vegetasi ternyata butuh waktu lebih lama untuk pulih kembali setelah terkena kekeringan panjang. Sebuah studi global ihwal dampak kekeringan menunjukkan hutan dan pepohonan membutuhkan waktu rata-rata dua sampai empat tahun untuk kembali tumbuh normal. Akibatnya, hutan hanya mampu menyimpan karbon lebih sedikit dibanding pemodelan iklim yang telah diasumsikan.
Dalam pemodelan iklim, hutan dan vegetasi lain diasumsikan bangkit dengan cepat setelah dihajar kekeringan ekstrem. Tapi asumsi ini jauh dari kenyataan. Pohon membutuhkan dua sampai empat tahun untuk pulih, demikian menurut penelitian yang dimuat jurnal Science.
"Ini masalah besar karena frekuensi kekeringan dan tingkat keparahannya di masa depan diperkirakan naik akibat perubahan iklim," kata ketua tim peneliti biologi University of Utah Amerika Serikat, William R.L. Anderegg. "Hutan di sejumlah tempat mungkin harus berlomba memulihkan diri sebelum serangan kekeringan berikutnya."
Baca juga:
DPRD Anggarkan Rp 1,6 M buat Laptop, Ahok: Enggak Lucu Kalau...
Kabut Asap, Netizen Galang Dana Rp 100 Juta Via KitaBisa.com
Dampak pemulihan yang tertunda karena kekeringan pada penyimpanan karbon bukan hal remeh. Lebih dari satu abad, kapasitas penyimpanan karbon di ekosistem semi-kering akan turun sekitar 1,6 metrik gigaton. Jumlah ini setara dengan sekitar seperempat dari seluruh emisi AS dalam setahun.
"Dalam sebagian besar model kami saat ini dari ekosistem dan iklim, efek kekeringan di hutan menghidupkan dan mematikan seperti cahaya. Ketika kondisi kekeringan berakhir, model itu mengasumsikan pemulihan hutan adalah sempurna dan segera terjadi," kata Anderegg.
Selanjutnya, apa peran pohon hutan?
<!--more-->
Pohon hutan memainkan peran besar dalam menyangga dampak perubahan iklim akibat ulah manusia dengan menyerap sejumlah besar emisi karbon dioksida dari atmosfer dan memasukkan karbon ke jaringan kayu. Temuan bahwa kekeringan memperlambat pertumbuhan pohon selama bertahun-tahun menunjukkan hutan bumi mampu menyimpan karbon lebih sedikit dibanding dengan model iklim yang telah dihitung.
Tingkat pemulihan dari kekeringan sebagian besar tak diketahui untuk mayoritas jenis pohon. Anderegg dan koleganya sangat berhati-hati mengukur pemulihan pertumbuhan pohon induk setelah kekeringan parah sejak 1948 di 1.300 lokasi hutan di seluruh bumi.
Mereka menggunakan catatan dari International Tree Data Bank. Lingkaran pohon memberikan sejarah yang mudah dilihat ihwal pertumbuhan kayu dan melacak penyerapan karbon dari ekosistem sekitar pohon tumbuh.
Para peneliti menemukan bahwa beberapa hutan menunjukkan efek positif, yakni pertumbuhan yang diamati lebih tinggi daripada yang diperkirakan setelah kekeringan. Yang paling menonjol di bagian California dan wilayah Mediterania. Tapi mayoritas hutan dunia menunjukkan pohon-pohon berjuang selama bertahun-tahun setelah dihantam kekeringan.
Simak juga:
Salim Kancil Dibunuh, 61 Izin Tambang Lumajang Dievaluasi
DARURAT ASAP: Duh, Anak-anak Tak Pakai Masker Standar
Rata-rata, pertumbuhan batang membutuhkan waktu 2-4 tahun untuk kembali normal. Pertumbuhannya sekitar 9 persen lebih lambat daripada yang diharapkan selama tahun pertama pemulihan, dan tetap 5 persen lebih lambat pada tahun kedua. Efek jangka panjang dari kekeringan paling umum mudah ditemukan di ekosistem kering dan di antara pohon-pohon pinus. "Ini spesies yang mengambil risiko. Mereka cenderung tetap menggunakan air pada tingkat tinggi, bahkan saat kekeringan berlangsung," kata Anderegg.
Selanjutnya, ini dampak kekeringan berkepanjangan...
<!--more-->
Bagaimanapun kekeringan menyebabkan kerugian jangka panjang yang tidak diketahui bagi pohon. Tapi peneliti menawarkan tiga kemungkinan jawaban: kehilangan cadangan dedaunan dan karbohidrat selama kekeringan dapat mengganggu pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya. Hama dan penyakit dapat menumpuk di pohon karena tekanan kekeringan. Kerusakan dalam jangka panjang pada jaringan pembuluh pohon dapat merusak pengangkutan air.
Kekeringan, yang bermasalah bagi hutan, adalah tentang keseimbangan antara curah hujan dan penguapan. Penguapan sangat berkaitan dengan suhu. "Fakta bahwa suhu akan naik menunjukkan bahwa wilayah barat AS akan lebih sering dan lebih parah kekeringan. Hal ini secara substansial mengurangi kemampuan hutan untuk menarik karbon dari atmosfer," kata anggota peneliti C. Schwalm.
Kekeringan yang melanda Southwest selama 2000-2003 membuat masalah yang jelas. Defisit curah hujan sebanding dengan kekeringan sebelumnya, tapi suhu 3-6 derajat Fahrenheit lebih panas daripada rata-rata jangka panjang. "Ini sungguh tampak membuat kekeringan yang mematikan vegetasi. Kekeringan sebelumnya dengan defisit curah hujan yang sama tidak begitu mematikan," kata anggota peneliti C. Schwalm.
SCIENCE | AMRI MAHBUB