Belut Listrik Mampu Membunuh Manusia, Ini Rahasianya  

Reporter

Rabu, 28 Oktober 2015 21:00 WIB

Belut Listrik atau Electric Eel. (palingwow)

TEMPO.CO, Washington - Belut listrik (Electrophorus electricus) sanggup memproduksi energi listrik ratusan volt yang dipakainya untuk melumpuhkan mangsanya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan predator itu menggunakan energi listriknya sebagai alat untuk menemukan mangsa dan memaksa mereka keluar dari tempat persembunyiannya.

Laporan studi yang dimuat di jurnal Science menyebutkan belut listrik memakai energi mereka seperti alat pengontrol yang efektif atas para korbannya. Gelombang listrik yang mengalir di dalam air itu memaksa ikan bergetar di tempat persembunyian mereka. Akibatnya, lokasi persembunyian mereka pun terbongkar. Energi listrik yang tersebar itu juga memicu kejang pada saraf pengontrol otot sehingga korbannya lumpuh.

Belut listrik mampu menghasilkan listrik berkekuatan hingga 660 volt. Bandingkan dengan voltase listrik di perumahan dan alat elektronik yang umumnya cuma 220 volt dan cukup kuat untuk melumpuhkan manusia. Energi belut listrik bisa melumpuhkan seekor kuda dewasa. Energi listrik dengan kekuatan setara itu juga dihasilkan oleh alat kejut yang biasa dipakai polisi untuk melumpuhkan pelaku kejahatan.

"Tampaknya belut listrik telah menemukan senjata kejut jauh sebelum manusia berhasil membuatnya," kata Kenneth Catania, ahli biologi dari Universitas Vanderbilt.

Belut listrik sebenarnya adalah jenis ikan yang memiliki tubuh mirip ular dengan kepala pipih. Hewan yang panjangnya bisa mencapai 2,5 meter itu hidup di wilayah sungai Amazon dan Orinoco, Amerika Selatan.

Mereka memiliki organ dengan sel penghasil listrik, electrocyte, yang berfungsi seperti baterai biologis. Listrik yang mereka hasilkan juga berfungsi sebagai senjata pertahanan. "Meski belum ada informasi manusia yang tewas akibat belut listrik, mereka jelas mampu melumpuhkan manusia, kuda, apalagi cuma ikan di sungai," kata Catania.

Ketika berburu, belut listrik secara teratur melepaskan dua gelombang kejut bertegangan tinggi dengan jeda sekitar 2 milidetik. Seluruh korban yang berada di tempat persembunyian dan terjangkau oleh gelombang kejut itu akan bergetar secara tak sengaja. Belut-belut listrik yang sangat sensitif terhadap pergerakan air bisa mendeteksi perubahan yang terjadi akibat getaran tubuh mangsanya.

Setelah berhasil mendeteksi lokasi mangsanya, belut lalu mengirimkan satu gelombang kejut dengan voltase lebih tinggi dalam durasi yang lebih panjang. Efek dari gelombang itu membuat para korbannya lumpuh dan mudah ditangkap. Belut juga melepaskan gelombang energi listrik dengan voltase rendah yang berfungsi sebagai sistem radar dan navigasi ketika berenang di perairan keruh.

Menurut Catania, apa yang dihasilkan belut listrik adalah hal paling mengesankan sepanjang kariernya mengamati cara adaptasi dan kemampuan binatang ekstrem. "Kemampuan tubuh mereka memproduksi listrik ratusan volt saja sudah sangat luar biasa," kata Catania. "Menggunakannya untuk melumpuhkan sistem saraf dan otot mangsanya adalah trik yang hebat."

EUREKALERT | REUTERS | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

7 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

7 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

7 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

7 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

10 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

10 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya