Peneliti Unair Temukan Pendeteksi Dini Virus Flu Burung  

Reporter

Rabu, 4 November 2015 14:46 WIB

Aktivitas penelitian di Laboratorium Avian Influenza research Centre, BSL-3, Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr. Kuncoro Puguh Santoso, drh., M.Kes. telah menemukan pendeteksi dini flu burung atau virus H5N1 dengan pola sitokin yang hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk mengetahui adanya virus itu.

"Hal ini bermula dari adanya kesenjangan penanganan kasus flu burung yang terlambat, apalagi di daerah, terutama puskesmas karena para petugas kesehatan merasa gejala flu burung, yaitu flu yang diderita pasien, masih tergolong flu biasa, padahal jika tidak diatasi dengan cepat, pasien tidak akan tertolong lagi," katanya di Surabaya, Selasa, 3 November 2015.

Pada sidang disertasi bertajuk "Pola Sitokin Pada Berbagai Inang yang Diinfeksi Virus H5N1" di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair, Surabaya, ia mengatakan selama ini kesulitan mendiagnosis flu burung sangat memprihatinkan sehingga dengan temuan itu akan bisa menekan angka kematian akibat flu burung.

Caranya adalah dengan pola sitokin yang merupakan gabungan benda respons imun, di antaranya interferon (inf) gama, state 1, dan TNF-Alfa menjadi benang merah.

"Pada dasarnya, jika tubuh ada benda asing, kuman, atau apa pun, akan ada respons suatu protein yang dinamakan sitokin untuk pertahanan awal dan mengendalikan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh sehingga puncak virus itu muncul pada tiga hari setelah infeksi. Ketika hal itu kita temukan maka kita berasumsi bisa mendapatkan alat diagnostik yang cepat untuk mendeteksi terjadinya bahwa manusia terinfeksi flu burung atau tidak," paparnya.

Menurut dia, kurangnya pemahaman masyarakat untuk memeriksakan ke Rumah Sakit atau Puskesmas yang menganggap flu yang diderita hanyalah flu biasa, padahal hal itu dideteksi flu burung. Apabila dibiarkan selama tujuh hari, dapat menyebabkan sitokin bertumpuk dengan istilah badai sitokin. Hal ini bisa menimbulkan keadaan memburuk dan pasien meninggal.

"Dalam World Health Organization (WHO) disebutkan ada dua penanganan, yaitu secara suspec yang diperiksa dengan antibodi monoclonal, sedangkan antibodi monoclonal yang spesifik itu baru terbentuk sekitar 10 hari dalam tubuh itu, jika keparahan itu puncaknya pada 10 hari, bisa jadi meninggal. Kemudian penanganan comform bahwa ditemukan virus pada orang tersebut, biasanya baru ditemukan pada hari-hari akhir," ujarnya.

Ia berharap penelitian dengan pola sitokin itu ke depan bisa dikembangkan, misalnya dalam bentuk tester seperti tes kehamilan dengan mengambil gabungan benda respons imun di antaranya interferon (inf) gama, state 1, dan TNF-Alfa yang bisa mendeteksi dengan perbedaan warna untuk memudahkan pendeteksian virus flu burung sejak dini.

Sementara itu, Guru Besar Unair Surabaya, Prof. Dr. drh. Chairul Anwar Nidom M.S., mengatakan angka kematian tertinggi kasus flu burung di Indonesia semakin meningkat hingga saat ini sebesar 83 persen, sedangkan angka kematian secara dunia harus di bawah 50 persen.

Hal inilah yang mendasari penelitian dengan pola sitokin yang diharapkan bisa mendeteksi flu burung sejak dini.

"Virus sulit diketahui, penanganan secara serologis sulit diketahui karena butuh waktu selama 14 hari, karena virus akan berkembang pada jarak waktu 7-10 hari, jika ditangani terlambat maka akan ada risiko yang fatal yang bisa menyebabkan pasien akan meninggal sehingga dengan adanya pola sitokin ini diharapkan dalam waktu tiga hari saja bisa dideteksi adanya virus flu burung pada manusia," tandasnya.











ANTARA






Advertising
Advertising

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

5 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

6 hari lalu

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

Universitas Airlangga mulai menggelar gelombang pertama UTBK 2024. Penyelenggara tes mengingatkan sistem baru pembobotan dalam nilai UTBK.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

8 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

8 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

11 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

13 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

27 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

47 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

59 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

15 Februari 2024

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

Mahasiswa Unair meraih penghargaan dalam Young ASEAN Leaders Policy Initiative di Thailand. Rekomendasinya dinilai sebagai inisiatif terbaik.

Baca Selengkapnya