TEMPO.CO, Swiss - Menjelang akhir, tahun 2015 terus merangkak memecahkan rekor tahun terpanas sepanjang masa. Hal ini disampaikan Kantor Cuaca Persatuan Bangsa di Jenewa, Swiss, pada Rabu, 25 November 2015.

"Kami melihat dari temperatur permukaan laut yang berada di puncak tertinggi setelah pengukuran," kata Michel Jarraud, Kepala Badan Meteorologi Dunia (WMO), seperti dilansir dari Reuters. Hal ini ditandai dengan jebolnya batas kenaikan suhu 1 derajat Celsius pada tahun ini.

WMO menyatakan lonjakan suhu terjadi karena kombinasi dari El Nino kuat, yang dikombinasikan dengan pemanasan global karena ulah manusia. Meteorolog dunia memperkirakan El Nino tak akan melemah hingga Januari tahun depan. Gelombang panas ini juga menjadi yang terkuat sepanjang sejarah.



Peningkatan suhu telah terjadi pada tahun 2011-2015, yang disebut terpanas sepanjang sejarah. Tak hanya pada permukaan laut, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, Amerika Selatan, dan Rusia juga telah menyatakan pemecahan rekor suhu tertinggi.

Tak berhenti sampai di situ, WMO memperkirakan tahun 2016 akan jauh lebih panas. Tingkat gas rumah kaca di atmosfer terus menjebol rekor dalam 30 tahun terakhir ini, dan fenomena El Nino juga akan berlangsung hingga 2016.

Namun bukan berarti dunia tinggal pasrah menghadapi hal ini. Pertemuan 145 kepala negara di konferensi Paris, Prancis, pekan depan diharapkan dapat menghasilkan langkah untuk menjaga suhu.

"Kita memiliki pengetahuan dan teknologi untuk mengurangi polusi. Kita punya pilihan," ujar Jarraud. Jarraud menambahkan, sebuah langkah nyata harus segera diambil karena generasi berikutnya tak punya kesempatan seperti kita saat ini.

PHYS | REUTERS | URSULA FLORENE