Kubur Batu di Bojonegoro Dipastikan dari Zaman Megalitikum

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 19 Januari 2016 16:53 WIB

Wisatawan berfoto di antara tenggorak di tempat wisata kuburan gua batu Londa, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 1 Januari 2016. Pemakaman ini dipadati pengunjung pada liburan Tahun baru. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat Daerah Jawa Timur memastikan kubur batu di kawasan hutan jati di Desa Tanggir, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, merupakan kubur batu dari zaman Megalitikum.

Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Disbudpar Bojonegoro Suyanto, di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan, dari hasil survei, di lokasi setempat terdapat sedikitnya 10 kubur batu yang mengelompok, tapi ada juga kubur batu yang terpisah.

"Sesuai dengan hasil penelitian bahwa kubur batu di Desa Tanggir masih lengkap, ada isi jenazah manusianya, juga bekal kubur," ucapnya.

Kondisi itu, menurut Suyanto, berbeda dengan lokasi makam kubur batu di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari lokasi temuan kubur batu di Tanggir, yang kebanyakan isinya sudah hilang.

"Temuan kubur batu di Tanggir ini merupakan temuan sejarah masa lalu yang lengkap. Tapi, kubur batu di Kawengan dan Tangir merupakan satu kesatuan," ucapnya, menegaskan.

Tim Ahli Arkeologi melakukan kegiatan survei untuk memetakan kubur batu yang ada di Jawa Timur, termasuk Bojonegoro. Selain itu, survei dilakukan untuk menentukan bahwa lokasi makam kubur batu itu masuk dalam cagar budaya yang harus dilindungi.

"Kubur batu di Desa Tanggir, Kecamatan Malo, pertama kali diketahui warga di desa setempat tanpa sengaja," tuturnya.

Suyanto menambahkan makam kubur batu di Desa Tanggir, Kecamatan Malo, itu masih ada kaitannya dengan "wong kalang" yang pernah hidup di daerahnya. Di zaman sejarah, "wong kalang" merupakan petugas karyawan kehutanan yang ditempatkan kerajaan di kawasan hutan.

Namun, kata Suyanto, "wong kalang" yang ada di kubur batu itu merupakan suku yang hidupnya di hutan.

"Mereka memilih lokasi makamnya di ketinggian karena beranggapan untuk mencapai nirwana lebih dekat," ucapnya.

Yang jelas, menurut dia, adanya temuan makam kubur batu di Desa Tanggir itu akan menambah obyek wisata alam "geoheritage" yang saat ini dirintis pemerintah kabupaten bekerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.

"Makam kubur kalang di Tanggir akan menambah obyek wisata alam geoheritage yang sekarang dikembangkan pemkab," kata Suyanto.

ANTARA

Berita terkait

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.

Baca Selengkapnya

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.

Baca Selengkapnya

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .

Baca Selengkapnya