Misteri Franklin dan Kisah Kapal Tenggelam di Arktik

Reporter

Kamis, 28 Januari 2016 22:00 WIB

Ilustrasi kapal ekspedisi Franklin. AP/The Canadian Press, Public Archives of Canada

TEMPO.CO, Ontario - Kondisi kawasan perairan Arktik Kanada sudah bersahabat setelah musim dingin lewat. Memanfaatkan laut yang tenang itu, para peneliti arkeologi dan penyelam angkatan laut Kanada ke sana untuk menyelidiki reruntuhan kapal Inggris HMS Erebus. Bersama HMS Terror, Erebus lenyap secara misterius bersama 128 awaknya di perairan Arktik Kanada pada 1845.

Erebus teronggok di dasar laut yang dingin pada kedalaman 11 meter. Para penyelam mengakses jalur ke Erebus melalui lubang segitiga besar yang dibuat di lapisan es setebal dua meter. Penyelaman yang dilakukan para peneliti dari Parks Canada-lembaga pemerintah pelindung situs bersejarah-itu sangat berisiko.

Ryan Harris, arkeolog senior di Parks Canada, mengatakan tutupan es akan mengurangi gulungan ombak besar. "Tanpa ombak yang mengaduk lautan, material berbentuk partikel akan tetap berada di dasar laut sehingga kondisi air akan jernih. Ini seperti menyelam di dalam akuarium," kata Harris, seperti dikutip dari CBC News.

Lenyapnya Erebus dan HMS Terror menjadi teka-teki besar selama 170 tahun. Mereka berangkat dari GreenHithe di Kent, Inggris, dalam misi mencari Jalur Timur Laut yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Misi itu dipimpin Sir John Franklin, perwira Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan petualang Arktik.


Erebus dan Terror berangkat pada 19 Mei 1845. Pada 26 Juli, kapten kapal penangkap paus asal Inggris menyatakan melihat dua kapal itu pesisir Pulau Baffin. Inilah laporan terakhir kali tentang Erebus dan Terror yang sampai di Eropa. Setelah itu, kabar tentang Franklin dan kapalnya tak terdengar lagi. Puluhan misi pencarian dilakukan selama bertahun-tahun dengan harapan bisa menemukan kembali Franklin dan kru kapalnya dalam keadaan hidup.

Kematian Franklin terkonfirmasi lewat dokumen yang ditemukan pada 1859. Fokus penyelidikan akhirnya berubah untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Franklin dan dua kapalnya. Pada September 2014, kapal riset Parks Canada, Investigator, mengidentifikasi obyek berupa kapal di laut Arktik dengan bantuan sonar pemindai. Fisik Erebus, bekas kapal pengebom Inggris yang dimodifikasi menjadi kapal penjelajah es, terkonfirmasi setelah peneliti mengirim wahana pemantau tak berawak.

Cerita turun-temurun suku Inuit, warga asli di kawasan Arktik Kanada, membantu para peneliti menemukan lokasi tenggelamnya kapal Inggris itu. Komunitas Gjoa Haven adalah kelompok warga Inuit yang paling dekat dengan lokasi penemuan Erebus.

Menurut Louie Kamookak, ahli sejarah Inuit, cerita yang diwariskan secara lisan itu terbukti akurat. "Ini menunjukkan sejarah cerita lisan Inuit sangat kuat," kata Kamookak, yang menghabiskan 30 tahun mengumpulkan kisah dari para tetua Inuit tentang ekspedisi Franklin.


Menurut Kamookak, kisah tentang ekspedisi Franklin berkembang di wilayah timur laut Pulau King William. Cerita itu mengisahkan satu kapal yang rusak menabrak es, sementara yang lain terbawa arus jauh ke selatan. Dua kapal itu disebutkan masih mengapung selama dua kali musim dingin.

Para tetua Inuit menyebutkan kemungkinan masih ada manusia di atas kapal pada musim dingin pertama. Namun tak terlihat lagi tanda-tanda kehidupan saat musim dingin kedua. "Bagi Inuit, sejarah lisan adalah pengetahuan berharga. Ini tidak hanya membantu pencarian kapal Franklin, tetapi juga untuk isu lingkungan dan lainnya," kata Kamookak.

Doug Stenton, Direktur Kebudayaan Pemerintah Nunavut, mengatakan tim pencari tak akan bisa menemukan Erebus tanpa bantuan cerita kaum Inuit. "Pernyataan warga Inuit yang membagi pengetahuan mereka tentang reruntuhan kapal itu sangat jelas," katanya.

CBC | LINCOLNSHIRE ECHO | VERTICAL | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Kanada Mau Setop Penggunaan TikTok Buat Melindungi Warganya

1 hari lalu

Kanada Mau Setop Penggunaan TikTok Buat Melindungi Warganya

PM Kanada masih akan melihat aplikasi medsos tersebut dengan menunggu dahulu undang-undang Amerika Serikat yang akan melarang penggunaan TikTok.

Baca Selengkapnya

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

5 hari lalu

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

Hakim Kanada menegaskan Universitas McGill tidak dapat membuktikan terjadi kekerasan dalam demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Profil Kota Edmonton Kanada Tempat Bermukim Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Sekarang

5 hari lalu

Profil Kota Edmonton Kanada Tempat Bermukim Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Sekarang

Pasangan Cindy Fatikasari dan Teuku Firmansyah mulai tinggal di Kota Edmonton di Kanada. Di sini tinggal pula YouTuber Nikmatul Rosidah.

Baca Selengkapnya

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

6 hari lalu

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

9 hari lalu

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

Jelajahi keajaiban Sri Lanka dari Sigiriya, Anuradhapura, Kandy, Ella, Galle, Mirissa, Nuwara Eliya, Yala

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

9 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

17 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

28 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

28 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

32 hari lalu

Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

Polisi Kanada menangkap sembilan orang yang diduga melakukan pencurian emas terbesar dalam sejarah.

Baca Selengkapnya