TEMPO.CO, Amerika - Peneliti dari University of Maryland menyulap dedaunan yang tersebar di kampus mereka menjadi baterai. Menurut mereka, daun merupakan bahan alami terbaik yang menyerupai baterai.
“Secara alamiah, tugas daun memang untuk menyimpan energi,” kata Profesor Departemen Material Hongbian Li, seperti dilansir dari Science Daily, Sabtu, 30 Januari 2016. Bahan alami lain, seperti kulit pisang dan melon serta lumut, sebenarnya bisa bermanfaat serupa, namun persiapannya lebih rumit ketimbang menggunakan daun.
Menurut Li, struktur daun sendiri sudah menyerupai baterai. Bahan ini memiliki area berpemukaan sempit, dengan struktur kecil yang padat, dan struktur internal yang mampu mengalirkan katoda. Selain itu, bahan ini ramah lingkungan.
Percobaan ini menggunakan daun maple dan pohon oak, yang banyak terdapat di sekitar kampus. Daun ini kemudian dibakar pada suhu 1.000 derajat Celsius selama sejam untuk menghilangkan struktur karbon di lapisan bawahnya. Kekosongan ini kemudian diisi dengan sodium, yang berlaku sebagai katoda.
Sodium yang menyimpan energi akan terserap lewat pori-pori di lapisan bawah daun—yang sebenarnya berfungsi menyerap air. Selanjutnya, lapisan karbon di bagian atas daun akan menyerap sodium berenergi.
Penggunaan bahan sodium sebenarnya sudah lama dilirik lantaran memiliki daya simpan yang lebih besar ketimbang litium, tapi daya tahannya lebih rendah. Sebelum menggunakan daun, banyak ilmuwan mencoba bahan-bahan, seperti grafit, yang dicampur material lain, tapi percobaan ini memakan waktu dan biaya yang banyak.
Asisten Profesor Liangbin Hu mengatakan timnya tengah mengeksplorasi pelbagai jenis daun lain. Mereka hendak menemukan jenis yang memiliki struktur, ketebalan, dan kelenturan yang terbaik. “Belum ada rencana untuk komersialisasi,” katanya.
SCIENCE DAILY | URSULA FLORENE
Berita terkait
Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!
11 jam lalu
Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya
Baca SelengkapnyaPagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat
11 jam lalu
Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.
Baca SelengkapnyaPertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel
11 jam lalu
Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir
Baca SelengkapnyaIsrael Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat
11 jam lalu
Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaPertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel
14 jam lalu
Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"
14 jam lalu
Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina
1 hari lalu
Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaAS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah
2 hari lalu
Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.
Baca SelengkapnyaMenlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
2 hari lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaKronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina
2 hari lalu
Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?
Baca Selengkapnya