Fakta Unik Kemiripan Manusia & Kera: Sama-sama Minum Tuak

Reporter

Jumat, 5 Februari 2016 06:08 WIB

Kera Kanzi sedang menekan tombol yang menampilkan simbol untuk berkomunikasi dengan manusia. (Foto: Dailymail)

TEMPO.CO, Jakarta - Selama 17 tahun, sekelompok peneliti mempelajari kebiasaan simpanse di Republik Guinea, Afrika, menggunakan daun untuk minum getah pohon palem yang telah terfermentasi. Hasil analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science itu mengungkapkan bahwa simpanse gemar minum anggur palem atau biasa disebut tuak nira di Tanah Air.

Temuan ini dapat mengungkap akar evolusi yang sama antara manusia dan kera bahwa ada satu kesamaan lagi di antara keduanya, yaitu mampu mencerna minuman beralkohol. Manusia telah mengkonsumsi etanol sejak 10 juta tahun lalu, sehingga temuan ini memperkuat tautan antara manusia dan kera.

Namun, ada pula perbedaan besar antara manusia dan kera, misalnya dagu di wajah kita. Manusia adalah satu-satunya primata yang memiliki dagu. Bahkan simpanse, yang memiliki kemiripan DNA dengan manusia hingga 98 persen, juga tak punya dagu.

Menurut studi dari tim peneliti University of Iowa, Amerika Serikat, dagu adalah hasil evolusi selama jutaan tahun. "Efek dari semakin mengecilnya wajah manusia," tulis Nathan Holton, seorang paleontolog, dalam studinya yang dipublikasikan di Journal of Anatomy.

Simpanse dan gorila memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan manusia ketimbang monyet. Kedua primata itu digolongkan sebagai kera karena tidak memiliki ekor dan biasanya, menurut para peneliti di Smithsonian National Zoological Park, berukuran lebih besar daripada keluarga monyet.

Kera juga memiliki otak lebih besar daripada monyet. Mereka pun mampu menggunakan banyak benda untuk memahami bahasa. Keluarga mereka terbagi atas dua grup: berbadan besar, seperti gorila, simpanse, bonobo, dan orang utan; serta berbadan kecil, seperti gibbon dan siamang.

Dari pengelompokan tersebut, keluarga ini memiliki ukuran tubuh beragam. Tinggi tubuh gorila, misalnya, bisa mencapai 1,67 meter dengan berat badan dapat di atas 200 kilogram. "Mereka biasa hidup dalam satu daerah teritori di alam liar," tulis situs Live Science. Bahkan tinggi badan gorila gunung dapat mencapai 2 meter dengan berat 220 kilogram.

Adapun orang utan menjadi hewan pohon yang dapat tumbuh mencapai 1,37 meter dengan berat 150 kilogram. Meski sama-sama hidup di pohon, gibbon dan siamang berukuran jauh lebih kecil dengan tinggi badan hanya sekitar 90 sentimeter dan berat 13 kilogram.

Habitat kera besar adalah Afrika dan Asia. Mereka cenderung hidup di hutan daerah pegunungan dan padang rumput.

Alih-alih tinggal di habitat yang sama dengan kera besar, kera berukuran kecil lebih suka hidup di hutan hujan tropis. Mereka hidup dalam kelompok kecil yang disebut suku atau komunitas. Gibbon, misalnya, hidup dalam kelompok beranggotakan 2-6 spesies. Dalam kelompok kecil ini, para kera tinggal dengan tingkat sosial yang tinggi. Bahkan kelompok siamang hanya akan berjarak 10 meter dari kelompoknya.

Berbeda dengan kera kecil yang membentuk kelompok dengan anggota tak lebih dari 10 individu, kelompok kera besar malah membentuk gerombolan yang besar.

Jumlah anggota satu kelompok gorila saja dapat mencapai 30 ekor. Lebih banyak dari itu, satu komunitas simpanse bisa berjumlah 120 ekor. "Dalam kelompok, mereka saling melindungi," tulis Thomas Geissmann, peneliti di Anthropological Institute of University Zürich-Irchel Winterthurerstrasse.

Dia melakukan studi tentang antropologi gibbon berjudul The Gibbons Networks, yang kemudian dimuat dalam laman situs lembaganya. Dia menjelaskan, baik gibbon maupun kera kecil lainnya akan tidur di sarang yang terbuat dari cabang dan dedaunan. "Bisa di pohon atau di tanah."

Dalam studinya tersebut, Geismann menyebutkan bahwa gibbon merupakan hewan yang sangat unik. "Dia setia kepada pasangannya. Ini langka dalam kerajaan binatang," demikian dia menulis. Menurut Geismann, hanya ada 3 persen hewan yang melakukan monogami, termasuk buaya. Sebaliknya, kelompok kera besar kawin dengan beberapa pasangan.

Seperti manusia, kera akan melahirkan bayi setelah mengandung selama sembilan bulan. Hanya, dalam satu proses kelahiran, kera biasanya akan melahirkan satu sampai dua bayi sekaligus. Mereka pun akan menyusui anak-anak mereka dalam beberapa waktu. Tak seperti binatang lainnya, keluarga kera akan merawat anak-anak mereka hingga 12 tahun.

Namun keberadaan kera kini semakin terancam. Semakin gencarnya perburuan terhadap kera membuat mereka di ambang kerentanan. Bahkan, menurut International Union for Conservation of Nature's (IUCN) Red List of Threatened Species, ada beberapa jenis kera yang terancam punah. Gorila barat, misalnya, keberadaannya semakin terancam karena dianggap sebagai penyebar ebola.

"Meski umur sebagian besar kera dapat mencapai 50 tahun, tapi kalau diburu, ya sudah pasti akan punah," tulis Geismann.

Sejak ebola mulai mewabah kembali di negara-negara Afrika Timur, kera kerap dikambinghitamkan sebagai salah satu reservoir selain kelelawar. Geismann berpendapat bahwa kemiripan genetika yang mungkin menjadi faktor cepatnya penularan virus ebola.

JOURNAL OF ANATOMY | LIVE SCIENCE | ROYAL SOCIETY OPEN SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?

Baca Selengkapnya

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

9 November 2023

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

British Council Indonesia memaparkan hasil kerja sama Inggris Raya dengan Indonesia dalam sektor pendidikan dan Bahasa Inggris.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

15 Juli 2023

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

Penyelenggaraan Goodwood Festival of Speed 2023 pada hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, harus ditiadakan karena cuaca buruk.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

12 April 2023

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

UEFA akan mengevaluasi setiap tawaran tuan rumah Euro dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Selengkapnya

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

28 Maret 2023

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

Humza Yousaf, Muslim keturunan Pakistan, terpilih menjadi pemimpin Skotlandia, yang berjanji berjuang untuk merdeka dari Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

12 Februari 2023

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

Lambang resmi yang akan digunakan dalam penobatan Raja Charles pada bulan Mei mendatang menggambarkan perhatian raja pada kampanye lingkungan.

Baca Selengkapnya