Bank Dunia: Restorasi Lahan Gambut Butuh US$ 2 Miliar

Reporter

Editor

ursul florene

Kamis, 25 Februari 2016 18:30 WIB

Alat berat dioperasikan untuk membuat kanal blocking di kawasan Jembatan Nusa Tiga di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, 30 September 2015. Presiden Joko Widodo memerintahkan pembangunan kanal blocking sepanjang 7 km di kawasan tersebut guna mencegah kebakaran hutan dan lahan secara efektif. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Penanaman kembali dua juta hektare lahan gambut Indonesia membutuhkan biaya yang tak sedikit. Bank Dunia (World Bank) memperkirakan Indonesia membutuhkan dana mencapai US$ 2 miliar.

“Itu pun masih biaya restorasi alam dan tanah saja, belum termasuk pemulihan kerusakan sosial,” kata Spesialis Lingkungan Bank Dunia, Ann Jeannette Glauber, di Jakarta pada Kamis, 25 Februari 2016. Total keseluruhan, menurut dia, bisa mencapai hingga US$ 20 miliar; dan dalam jangka waktu yang tak sebentar.

Glauber mengatakan Indonesia memang dapat meminta bantuan pada donor asing. Namun prosesnya tak semudah itu. Kebanyakan dana iklim yang disediakan donor multilateral, termasuk World Bank, membutuhkan pembuktian keberhasilan proyek terlebih dahulu. Indonesia masih perlu merogoh kocek sendiri dulu sebelum mendapat bantuan dari negara lain.

Magda Adriani, Riset Analis Ekonomi Bank Dunia, mengatakan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan jumlah besar saat ini masih sulit. Sejak tahun lalu, perekonomian Indonesia tengah memburuk lantaran harga komoditas yang anjlok. Tahun 2016 ini pun, berdasarkan analisis Bank Dunia, tak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

“Tapi masih bisa diatasi dengan memangkas alokasi dana yang kurang penting dan diubah jadi modal lingkungan,” kata Magda. Salah satu dana tak perlu yang dapat dialokasikan untuk sektor lingkungan adalah dari insentif sawit.

Selain itu, ketimbang berfokus hanya pada restorasi semata, Bank Dunia menyarankan pemerintah untuk menjaga lahan gambut yang masih tersisa. Spesialis Manajemen Risiko Bencana Bank Dunia, Iwan Setiawan, mengatakan biaya konservasi jauh lebih murah ketimbang biaya pemulihan.

“Pemerintah harus cepat menegakkan hukum dan aturan supaya lahan-lahan ini tak terlanjur hancur,” katanya. Perlu ada sistem pengelolaan dan pemanfaatan yang tegas dan jelas agar kejadian Juni-Oktober tahun lalu tak terulang lagi.

Bank Dunia menilai, bila tak ditindak dengan tegas, kebakaran hutan akan menyumbang banyak kerugian bagi perekonomian Indonesia. Kebakaran hutan yang terjadi di 8 provinsi pada akhir 2015 memberikan kerugian hingga US$ 16,1 miliar dan mengakibatkan penurunan pendapatan domestik bruto (PDB) 3-4 persen pada provinsi yang lahannya terbakar.

URSULA FLORENE




Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

3 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

9 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

28 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

30 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

30 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

37 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

3 Maret 2024

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

2 Maret 2024

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

Bank Dunia menilai program andalan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran tersebut bisa memberikan dampak pada ekonomi.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Dibahas Pemerintah, Timnas AMIN Ingatkan Potensi Defisit

2 Maret 2024

Makan Siang Gratis Dibahas Pemerintah, Timnas AMIN Ingatkan Potensi Defisit

Tanggapan Timnas AMIN terhadap program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya