Perubahan Iklim Bikin Beruang Kutub Menderita

Reporter

Kamis, 21 April 2016 13:21 WIB

Foto seekor beruang kutub di antara es yang meleleh di teluk Hudson, Kanada ini memenangkan lomba foto Wildlife Photographer of the Year kategori Animal in Their Environment. Huffingtonpost.com/Paul Souders

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim memicu lonjakan temperatur permukaan bumi yang membuat tumpukan es di kutub mencair. Kondisi ini membuat spesies beruang kutub terdesak karena mereka harus berenang lebih jauh dengan durasi yang panjang untuk menemukan tempat berpijak dan sumber makanan.

Studi yang dilakukan para peneliti dari University of Alberta bersama Departemen Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada menunjukkan peningkatan perilaku berenang dari populasi beruang kutub di Laut Beaufort dan Teluk Hudson. Hal ini terkait dengan adanya perubahan jumlah dan lokasi es di lautan.

Menurut Nicholas Pilfold, peneliti utama dari San Diego Zoo Global, pola berenang jarak jauh yang dilakukan beruang kutub di Laut Beaufort adalah efek perubahan iklim. “Mereka lebih sering berenang karena lapisan es di laut mencair lebih cepat dan bergerak menjauhi pantai pada musim panas,” kata Pilfold seperti ditulis laman Sciencedaily, 20 April 2016.

Studi yang telah dipublikasikan di jurnal Ecography ini menggunakan hasil pengukuran satelit yang melacak populasi beruang kutub di Beaufort dan Teluk Hudson. Hasilnya, semakin banyak es yang berkurang, beruang-beruang kutub itu berenang kian jauh dan lama.

Frekuensi berenang dan pola perpindahan yang dilakukan beruang kutub tergantung pada usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan kondisi geografis yang dilaluinya. Beruang betina yang memiliki anak cenderung lebih sedikit berenang demi menjaga anaknya tenggelam di air yang dingin. Adapun beruang kutub muda dan dewasa memiliki frekuensi berenang yang nyaris sama.

Empat tahun lalu, 69 persen dari beruang kutub betina yang dilacak di Laut Arktik berenang hingga 50 kilometer. Rekor berenang terjauh yang tercatat dalam studi ini dibuat oleh beruang betina muda dengan jarak lebih dari 400 kilometer dalam sembilan hari. “Berenang hingga jarak sejauh itu menghabiskan energi beruang kutub,” kata Pilfold. “Kondisi ini membawa efek serius pada populasi beruang kutub yang hidup di sekitar Lingkar Arktik.

Beruang kutub adalah spesies yang dilindungi dan masuk dalam daftar merah Perserikatan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Populasi beruang kutub diperkirakan tak lebih dari 31 ribu ekor di seluruh dunia. Habitat utamanya berada di perairan kutub di wilayah Amerika Serikat, Rusia, Denmark, Norwegia, dan Kanada. Sekitar 60-80 persen populasi beruang kutub berada di perairan Kanada.

PHYS.ORG | WWF | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

8 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

9 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

9 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

14 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

20 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

23 hari lalu

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.

Baca Selengkapnya

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

27 hari lalu

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco

Baca Selengkapnya

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

32 hari lalu

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

38 hari lalu

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya