Tak Kapok Tragedi Chernobyl, Belarus Bangun Reaktor Nuklir

Reporter

Selasa, 26 April 2016 15:26 WIB

Anak-anak menujuk wilayah terjadinya kecelakaan pembangkit tenaga nuklir Chernobyl saat berada di pusat rehabilitasi dan kesehatan anak-anak di Minsk, Belarus, 25 April 2016. REUTERS/Vasily Fedosenko

TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina, 26 April 1986, memicu bencana kontaminasi zat radioaktif yang meluas hingga Belarus, sebagian wilayah Rusia, hingga Eropa. Ini adalah bencana reaktor nuklir terparah dalam sejarah manusia. Meski pernah mendapatkan pengalaman buruk akibat nuklir, Belarus kini siap mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Ledakan reaktor itu membuat lebih dari 145 ribu kilometer persegi di Ukraina, Belarus, dan Rusia tercemar radionuklida. Sebanyak 17 negara Eropa pun terkena dampaknya. Lebih dari 150 ribu warga desa, dalam radius 30 kilometer dari PLTN Chernobyl, yang dibangun di era Uni Soviet, diungsikan.

Andrei Trusov, Atase Media Kedutaan Besar Republik Belarus mengatakan bencana Chernobyl masih menyisakan “mimpi buruk” bagi warga di sana. Namun kebutuhan energi yang besar membuat pemerintah Belarus memutuskan membangun PLTN. “Kami mulai membangun 5 tahun lalu dan siap beroperasi pada 2018,” kata Trusov dalam diskusi peringatan 30 tahun bencana Chernobyl di kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta, Selasa, 26 April.

PLTN, yang akan dioperasikan di Belarus, menggunakan teknologi reaktor terbaru generasi 3+ yang menggunakan sistem keamanan berlapis. Fasilitas ini dibangun di barat laut Belarus. “Kapasitasnya mencapai 2.400 megawatt,” kata Trusov.

Trusov mengatakan pembangkit tenaga nuklir adalah penyedia energi yang efektif dan efisien. Belarus, menurut Trusov, sudah mempertimbangkan faktor keamanan berdasarkan pengalaman dari tragedi Chernobyl dan bencana nuklir yang terjadi di Fukushima, Jepang, 5 tahun lalu. “Energi nuklir adalah prioritas bagi kami,” katanya.

Pembangunan pembangkit itu menghabiskan biaya US$ 9 miliar, termasuk US$ 3 miliar untuk konstruksi kota pendukung yang akan menjadi tempat tinggal para pegawai PLTN. “Memang butuh investasi besar untuk pembangunan PLTN, tapi hasil yang didapat dari produksi energi bisa lebih baik,” tutur Trusov.

Dimas Irawan, Kepala Bidang Diseminasi dari Pusat Diseminasi dan Kemitraan Bantan, mengatakan Belarus mengambil langkah yang sangat berani untuk membangun PLTN. “Belarus mendapat dampak parah dari Chernobyl, tapi kebutuhan energi membuat mereka berani memutuskan membangun PLTN,” ucapnya.

Menurut Dimas, fasilitas reaktor nuklir dan PLTN memiliki sistem keamanan yang sangat ketat. Indonesia memiliki tiga reaktor nuklir untuk riset dan produksi radioisotope, yaitu Triga Mark II di Bandung, Kartini di Yogyakarta, dan G.A. Siwabessy di Serpong, Tangerang Selatan. “Sudah lebih dari 50 tahun reaktor nuklir beroperasi di Indonesia,” tutur Dimas.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

16 Mei 2022

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

16 Februari 2022

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.

Baca Selengkapnya

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

5 November 2021

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."

Baca Selengkapnya

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

4 November 2021

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

11 Oktober 2021

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar

Baca Selengkapnya

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

19 September 2019

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menghadiri Sidang International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, yang membahas pengembangan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

18 September 2019

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

Amerika Serikat mau memberikan teknologi nuklirnya ke Arab Saudi asalkan negara itu mau membuat kesepakatan dengan IAEA.

Baca Selengkapnya

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

7 September 2019

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

Teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis. Namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir.

Baca Selengkapnya