Misteri Rentetan Letusan Gunung Bawah Laut, Pertanda Apa?

Reporter

Rabu, 11 Mei 2016 23:03 WIB

Gunung berapi di bawah laut dekat Antartika. ouramazingplanet.com

TEMPO.CO, Oregon - Gunung berapi bawah laut masih menyimpan banyak misteri. Sebab, letak dan persebarannya yang luas menyulitkan para peneliti untuk mempelajarinya. Padahal intensitas letusan gunung bawah laut mencapai 75 persen dari semua letusan gunung berapi di bumi.

Di Indonesia, dari 129 gunung api, ada lima yang berada di dalam laut, antara lain Gunung Sub Marine, yang meletus pada 1922; dan Gunung Banuawalu, meletus pada 1919. Keduanya terletak di perairan Sulawesi Utara.

Selain itu, di perairan Banda ada Gunung Niuwewerker (meletus pada 1927) dan Gunung Emperor of China. Gunung api bawah laut lainnya adalah Hobal (meletus 1999) di perairan Nusa Tenggara Timur.

Para ahli menemukan informasi bahwa sebuah gunung berapi bawah laut memberi sinyal yang sangat jelas sebelum meletus. Penelitian ini dilakukan tim geologi dari Oregon State University di Newport, Amerika Serikat, dan diterbitkan di jurnal Nature Geoscience edisi 10 Juni 2012.

Tim ini menggunakan robot bawah laut untuk memasang instrumen di Axial Seamount, gunung berapi bawah laut yang terletak sekitar 400 kilometer dari lepas pantai Oregon. Gunung berapi ini terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 meter dan pernah meletus pada 6 April 2011.

"Axial Seamount adalah unik karena merupakan salah satu dari sedikit tempat di dunia dengan rekor jangka panjang pemantauan gunung berapi bawah laut. Kami sekarang dapat memahami polanya," kata Bill Chadwick, seorang ahli geologi di Oregon State University, Newport, Amerika Serikat.

Para peneliti menggunakan sensor tekanan pada dasar laut untuk memantau gerakan vertikal gunung berapi. "Pengangkatan lantai dasar laut telah dimulai secara bertahap dan mulai stabil sekitar dua tahun setelah terakhir meletus," kata Chadwick.

Namun tingkat inflasi magma berubah dari bertahap menjadi cepat sekitar 4-5 bulan sebelum letusan. Peningkatannya menjadi tiga kali lipat, sehingga memberikan petunjuk bahwa letusan berikutnya akan datang.

Kurang dari satu jam sebelum letusan, dasar laut terangkat mendadak setinggi 7 sentimeter. Setelah letusan berakhir, dasar laut menurun lebih dari 2 meter akibat aliran magma ke samudra dan meletus sebagai lava.

"Gerakan semacam ini juga telah terdeteksi sebelumnya di daerah sekitar gunung berapi di darat. Tapi tidak seefektif yang ada di lautan," kata ahli geologi laut, Neil Mitchell, dari University of Manchester di Inggris, yang tidak mengambil bagian dalam penelitian ini.

Data seismik dari mikrofon bawah air (hidrofon) juga memberikan petunjuk tentang perilaku gunung berapi. Data ini menunjukkan penumpukan bertahap jumlah gempa bumi kecil (rata-rata sebesar 2 skala Richter) dalam empat tahun sebelum letusan pada 2011.

Para peneliti kemudian mendeteksi lonjakan energi seismik yang mendadak sekitar 2,6 jam sebelum letusan terjadi. Hidrofon mengambil sinyal dari ribuan gempa bumi kecil selama beberapa menit. "Setelah kami telusuri, gempa-gempa ini disebabkan oleh naiknya magma dari dalam gunung berapi yang menerobos ke kerak Bumi," kata Bob Dziak, ahli geologi laut dari Oregon State University.

Magma naik ke permukaan melalui celah-celah dan menciptakan ledakan aktivitas gempa yang kekuatannya semakin besar. Analisis seismik dapat digunakan untuk melihat naiknya magma dari dalam gunung berapi sekitar dua jam sebelum letusan.

Apakah sinyal energi seismik sebelum letusan ini hanya unik untuk Axial atau mungkin direplikasi ke gunung berapi lainnya, masih belum jelas. "Namun temuan ini menjadi dasar untuk memulai penelitian lain yang sejenis," ujar Dziak.

Menurut Mitchell, jika gejala vulkanik ini terpisah dari gempa bumi tektonik biasa, "Kita memiliki satu cara untuk memantau aktivitas vulkanik di lautan," kata dia kepada OurAmazingPlanet.

LIVE SCIENCE | OUR AMAZING PLANET | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

8 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

8 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

8 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

9 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

11 jam lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

11 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

12 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya