TEMPO.CO, Jakarta - Kalkulator saat ini seperti sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian orang yang kerap berhubungan dengan hitung-menghitung. Pedagang tradisional, misalnya, kerap memakai alat ini untuk menghitung total nilai belanjaan dalam jumlah banyak.
Namun, untuk urusan soal matematika yang lebih kompleks, kalkulator sebenarnya tak terlalu memadai. Ada contoh kasusnya, yang kerap menjadi bahasan para pencinta matematika, yakni soal berikut ini.
6 - 1 x 0 + 2 ÷ 2 = ...
Bila langsung dimasukkan ke kalkulator, maka akan didapat hasil akhir: 1. Padahal jawaban itu keliru. Untuk mengetahui jawaban yang benar, lihat halaman berikut.
Kalkulator salah memberi jawaban karena ia mengabaikan prinsip aturan dasar operasi hitung, yakni soal tanda yang harus dihitung lebih dulu dalam soal matematika. Standar pengerjaannya adalah dengan urutan: dalam kurung, pangkat atau akar, perkalian dan pembagian, lalu penambahan dan pengurangan.
Jadi, bila mengikuti aturan itu, proses pengerjaan soal tersebut adalah sebagai berikut:
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.