Gempa Lereng Merbabu Dipicu Sesar Aktif  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 31 Mei 2016 01:06 WIB

Matahari terbit dilihat dari dari puncak Sikunir, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, (13/12). Apabila cuaca cerah, dari puncak Cikurni para pengunjung dapat melihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi dan Ungaran. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Bandung - Sesar aktif yang melintasi lereng utara Gunung Merbabu memicu gempa bumi, Senin, 30 Mei 2016. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat lindu berkekuatan 2,5 skala Richter tersebut berasal dari kedalaman 9 kilometer. Sebelumnya, ada yang mengira goyangan tersebut akibat gempa vulkanik dari aktivitas gunung setinggi 3.145 meter dari permukaan laut itu.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa terjadi pukul 05.34 WIB. Guncangan cukup kuat dilaporkan dirasakan di wilayah Desa Jogonayan, Kecamatan Ngablak, Magelang, yang berjarak sekitar 12 kilometer arah barat daya Kota Salatiga.

Episenter hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa pusat gempa bumi terletak di zona sesar aktif yang terdapat di lereng utara Gunung Merbabu.

Meskipun guncangan gempa bumi ini dilaporkan hanya mencapai skala intensitas II MMI (I SIG-BMKG), warga Kopeng dan Ngablak dilaporkan sempat panik. Ini disebabkan oleh kekhawatiran warga yang selalu mengaitkan setiap aktivitas gempa bumi di lereng gunung sebagai aktivitas gunung api. "Beberapa pertanyaan sempat dilontarkan warga, apakah guncangan yang terjadi merupakan gempa vulkanik atau gempa tektonik," katanya, Senin, 30 Mei 2016.

Gempa yang mengguncang kawasan lereng utara Merbabu, menurut analisis BMKG, bukanlah gempa vulkanik. Hal itu tampak dari anatomi gelombang gempa yang tercatat oleh sensor gempa bumi di Jepara, Semarang, Sleman, dan Gunungkidul.

Semua catatan menunjukkan gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif. Dalam catatan seismogram, tampak jelas adanya selisih antara gelombang P dan S yang singkat, sekitar 8 detik, yang menunjukkan aktivitas gempa tektonik berkedalaman dangkal.

Berdasarkan peta geologi, di kawasan lereng utara Gunung Merbabu memang terdapat sebaran struktur sesar. Pola penyesaran yang ada kebanyakan berarah utara-selatan, dan di antaranya memotong Gunung Telomoyo.

Keberadaan sistem sesar di lereng gunung umumnya terbentuk akibat adanya fenomena gravity tectonics. Hal ini terjadi ketika massa batuan dan material erupsi dalam skala besar yang terjadi pada masa lalu menumpuk sebagai beban massa, sehingga terbentuklah struktur geologi berupa lipatan dan sesar dengan gaya internal yang dipicu oleh gravitasi Bumi.

Walau berkekuatan kecil, guncangan bisa dirasakan cukup kuat karena di samping kedalaman hiposenternya yang dangkal, guncangan dipicu oleh fenomena efek tanah setempat (local site effect).

Efek kondisi tanah setempat memang dapat menyebabkan terjadinya perbesaran getaran gempa bumi. Hal ini sangat mungkin terjadi, mengingat kawasan Kopeng-Ngablak didominasi lapisan tanah gembur dan berpasir, serta batuan di bawahnya tersusun oleh lapisan tuffa (abu gunung api) yang memiliki kepadatan bervariasi.

Faktor lain adalah fenomena efek topografi, mengingat daerah ini sebagian besar berupa perbukitan dengan kemiringan cukup terjal. Efek topografi terjadi berkaitan dengan meningkatnya percepatan getaran tanah akibat kondisi medan yang berbukit-bukit. "Selama ini tidak ada hubungan antara aktivitas sesar aktif dan aktivitas Merbabu," ujar Daryono.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

3 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

11 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

2 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

2 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

2 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya