Laut Tercemar, Ikan Kecanduan Makan Plastik  

Reporter

Jumat, 3 Juni 2016 13:01 WIB

Sejumlah ikan hias mencari makan secara bergerombol di bawah laut Spot pulau Samalona, Makassar, 13 Februari 2016. Pulau Samalona merupakan saksi sejarah yang menyimpan misteri karamnya sejumlah kapal peninggalan Perang Dunia Ke-II. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Uppsala - Peneliti Swedia mengibaratkan ikan muda yang kecanduan makan plastik di laut sama seperti remaja yang memilih makan cepat saji yang tak sehat. Penelitian mereka menemukan paparan polystyrene (sejenis plastik) dengan konsentrasi tinggi yang membuat larva ikan kakap putih lebih suka plastik ketimbang makanan natural. Akibat paparan plastik, larva ikan menjadi lebih kecil, lamban, dan rentan menjadi santapan predator.

Penelitian ini rampung tahun lalu, dengan perkiraan 8 juta ton plastik mencemari laut setiap tahunnya. Saat terkena radiasi ultraviolet, degradasi kimia, dan pergerakan ombak, plastik akan terpecah menjadi sangat kecil. Pecahan ini berukuran lebih kecil dari lima milimeter yang disebut sebagai mikroplastik. Ini juga berlaku untuk plastik microbeads dan produk perawatan tubuh.

“Ini mengkhawatirkan karena bisa menambah isi perut makhluk laut dan mencemarinya dengan racun kimia,” kata Oona Lonnstedt, peneliti dari Uppsala University, Swedia.

Untuk melihat dampak mikroplastik pada ikan usia dini, peneliti memberi konsentrasi polystyrene berbeda di dua kolam air. Sebanyak 96 persen telur menetas dengan ketiadaan mikroplastik. Sebaliknya, keberadaan mikroplastik di kolam lain menurunkan penetasan menjadi 81 persen.

Lonnstedt mengatakan telur yang menetas di air tercemar memiliki tubuh lebih kecil, lamban, dan bodoh ketimbang yang menetas di air bersih. Saat ada predator, separuh ikan muda dari air bersih akan bertahan 24 jam. Kondisi berbeda terjadi pada ikan yang menetas di air tercemar, semua langsung menjadi konsumsi predator.

Hal yang tak terduga adalah plastik menjadi pilihan makanan ikan-ikan muda. “Mereka punya pilihan yang lebih baik, yakni zooplankton. Namun mereka tetap memilih memakan plastik,” kata Loonstedt.

Peneliti melihat ada tanda kimia atau fisik tertentu pada plastik yang memicu ikan untuk memilihnya. Ikan muda tertipu dan merasa plastik adalah sumber energi tinggi yang harus banyak dikonsumsi. “Sama saja dengan makanan cepat saji yang dipilih remaja, mereka mengisi perutnya sendiri dengan makanan tak sehat,” kata Loonstedt.

Loonstedt menghubungkan penelitiannya dengan berkurangnya jumlah spesies beberapa jenis ikan di Laut Baltik selama dua dekade terakhir. Berkurangnya jumlah spesies ini diduga akibat meningkatnya kematian ikan di usia muda. Mereka berpendapat plastik mempengaruhi beberapa ikan sejak awal hidupnya. “Ini bisa berdampak besar pada ekosistem,” katanya.

BBC | TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

23 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

42 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya