ITS Akan Usut Kasus Terbakarnya Mobil Sapu Angin

Reporter

Selasa, 28 Juni 2016 15:23 WIB

Sapu Angin ITS enam kali juarai SEM ASIA. dok/its.ac.id KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bakal mengusut tuntas peristiwa terbakarnya mobil Sapu Angin generasi XI pada Selasa, 28 Juni 2016 pagi. ITS membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab kebakaran yang membuat tim ITS batal mengikuti kompetisi Drivers World Challenge di Olympic Stadion, London itu.

"Kami belum tahu secara pasti penyebabnya, tapi kami akan melakukan investigasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali," ujar Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati saat dihubungi, Selasa, 28 Juni 2016.

Investigasi bakal dilakukan terhadap keseluruhan proses pengiriman. Yakni mulai persiapan memasukkan mobil ke dalam peti kemas, pengiriman melalui jasa kargo udara, penurunan di tempat tujuan, hingga pengangkutan ke arena lomba.

Berdasarkan informasi awal yang ia terima, peristiwa kebakaran diketahui saat peti kemas berisi mobil Sapu Angin diturunkan dari truk pengangkut di arena lomba. "Tapi kami tidak ingin menyalahkan siapa pun dalam musibah ini, karena memang secara detail harus diketahui penyebabnya," tuturnya.

Oleh karena itu, pihaknya berfokus melakukan investigasi. "Kami tidak ingin mencari kesalahan dan siapa yang paling bertanggung jawab atas musibah kebakaran ini, tapi lebih pada penyebab-penyebab terbakarnya kendaraan itu," ujar dia, sambil berharap agar kasus serupa tidak terulang lagi.

Bambang pun meminta timnya untuk mengambil hikmah atas peristiwa itu. "Selalu ada hikmah di balik suatu kejadian. Semoga tim yang masih berada di London tetap semangat dan bersabar serta bersyukur," ucap Bambang.

Dosen pembimbing tim Sapu Angin yang turut mendampingi, Witantyo, mengatakan bahwa timnya mulai berbesar hati. Ketujuh mahasiswa itu juga bersyukur, karena Sapu Angin tidak terbakar saat di tengah perjalanan dalam pesawat udara. "Bagaimana ceritanya jika itu terjadi di udara, di dalam pesawat? Kami tidak bisa membayangkan," katanya.

Meski gagal tampil, Witantyo dan tim tetap berada di arena lomba untuk melihat penampilan tim-tim lain dari benua Eropa dan Amerika. "Kami akan belajar agar ke depan kami benar-benar siap," tutur dia.

Driver's World Championship tahun ini merupakan yang pertama kali sejak 30 tahun diselenggarakannya Shell Eco-Marathon. Pesertanya ialah juara dari tiga benua, yakni Asia, Eropa, dan Amerika. Kompetisi tidak hanya memperhitungkan konsumsi penggunaan bahan bakar yang irit, tapi juga kecepatan mobil.

Asia diwakili oleh lima tim, masing-masing tiga dari Indonesia, dua lainnya dari Singapura dan Filipina. Tim Sapu Angin ITS menjadi salah satu dari 3 wakil asal Indonesia, karena menjadi juara pertama pada kompetisi Shell Eco-Marathon Challenge Asia 2016 di Filipina, Maret lalu.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

1 hari lalu

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

2 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

3 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

3 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

5 hari lalu

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan transaksi di SPKLU tersebut tercatat hingga H+7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

8 hari lalu

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

Tesla akan terus mengembangkan robotaksis self-driving, yang dikembangkan dari platform kecil, yang akan digunakan untuk mobil listrik murah Tesla.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

8 hari lalu

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri Beasiswa ITS tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

9 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

9 hari lalu

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan SPKLU di Banten untuk mendukung pemudik yang menggunakan mobil listrik.

Baca Selengkapnya

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

10 hari lalu

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

ITS berencana meningkatkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa.

Baca Selengkapnya