TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono mengatakan peristiwa gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, dinihari pukul 01.28 WIB, merupakan sebuah peristiwa langka.
Gempa tersebut berpusat di kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut dengan jarak 330 kilometer barat daya Tasikmalaya.
"Peristiwa ini dikatakan langka karena terjadi di zona gempa yang tak lazim atau tidak biasanya, yaitu di zona yang berada di luar sistem subduksi lempeng atau yang populer disebut zona outer rise," ujar Daryono saat dihubungi pada Jumat, 15 Juli 2016.
Menurut Daryono, zona tersebut berada di sisi selatan jalur subduksi Indoaustralia-Eurasia atau jalur yang berada di bagian selatan Pulau Jawa. "Karena gempa sangat jarang terjadi di zona outer rise, gempa ini dikatakan sebagai event yang langka," katanya.
Daryono menambahkan, gempa yang juga dirasakan oleh warga di berbagai daerah yang berada di bagian selatan Pulau Jawa ini dikaterogikan berkekuatan sedang. Hampir semua wilayah Jawa bagian selatan, mulai Malingping, Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Yogyakarta, Pacitan, hingga Malang, merasakan guncangan.
Gempa itu, menurut dia, tidak berpotensi tsunami. "Sangat jarang gempa berkekuatan 5-6 Skala Richter dapat memicu tsunami," tutur Daryono.
Menurut Daryono, sebagian besar tsunami terjadi karena gempa berkekuatan 7 Skala Richter lebih dengan catatan kedalaman dangkal. "Jika hasil modeling mengeluarkan proposal tidak berpotensi tsunami, kami informasikan tidak berpotensi tsunami," ucapnya.
Di selatan Jawa, gempa semacam ini pernah terjadi pada 11 September 1921 dengan kekuatan magnitudo 7,5. Spektrum guncangan mencapai jarak 1.500 kilometer. Di barat, guncangan dirasakan hingga Krui, Lampung, dan di timur hingga Taliwang, Sumbawa.
Di wilayah antara Cilacap dan Blitar, dilaporkan banyak bangunan tembok retak-retak dan roboh. Peneliti lain melaporkan gempa itu memicu tsunami kecil yang teramati di Parangtritis hingga Cilacap.
Gempa dengan magnitudo 8,3 di zona outer rise Samudera Hindia selatan Sumbawa pada 19 Agustus 1977 juga memicu tsunami setinggi 5-8 meter. Tsunami yang menerjang Pantai Lunyuk, Sumbawa, membunuh lebih dari 198 orang. "Zona outer rise memang zona gempa yang terabaikan karena gempa bumi jarang terjadi di daerah ini," tutur Daryono.
ANGELINA ANJAR SAWITRI | ANWAR SISWADI
Berita terkait
BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering
6 jam lalu
BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali
13 jam lalu
BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk pengelola kapal nelayan dan kapal ferry, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang 2,5 meter.
Baca SelengkapnyaPrakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob
17 jam lalu
Potensi awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvensi.
Baca SelengkapnyaInfo Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami
18 jam lalu
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.
Baca SelengkapnyaJakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur
19 jam lalu
Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati
20 jam lalu
Topik tentang kota-kota besar diprakirakan hujan akibat tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon 91P menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.
Baca SelengkapnyaBMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia
1 hari lalu
Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.
Baca SelengkapnyaKaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi
1 hari lalu
Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.
Baca SelengkapnyaPotensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang
1 hari lalu
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
Baca SelengkapnyaPacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang
1 hari lalu
Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.
Baca Selengkapnya