Mahasiswa Ubaya Manfaatkan Limbah Rotan Jadi Casing Ponsel
Editor
Nur Haryanto
Rabu, 20 Juli 2016 15:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pembungkus (case) telepon seluler biasanya terbuat dari plastik. Namun mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), Isahito Norhatan, membuatnya dari limbah rotan. "Ide itu muncul karena saya melihat banyak limbah kulit rotan yang tidak terpakai dan dibiarkan begitu saja," katanya melalui rilis tertulis pada Rabu, 20 Juli 2016.
Mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif (FIK) itu lalu menyulap rotan menjadi barang artistik. Berdasarkan pengamatannya, Isahito menilai, limbah rotan jarang diolah menjadi barang yang bernilai lebih. Kemudian, ia membuatnya melalui beberapa tahap.
Tahap pertama, limbah kulit rotan diubah menjadi serat rotan agar mudah digunakan. "Lalu, serat rotan di-press menggunakan alat press dan dicetak menjadi bentuk casing ponsel sesuai dengan dengan yang dibutuhkan," tutunya. Tahap terakhir ialah finalisasi serat rotan yang telah dicetak, dirapikan, kemudian siap digunakan.
Meski terbuat dari limbah rotan, Isahito menjamin produk buatan tangannya itu tahan lama. Sebab, pembungkus ponsel berukuran 12,6 x 6,1 sentimeter itu menggunakan bahan hardcase sehingga tidak mudah tergores. "Desainnya yang ramping juga akan memaksimalkan penampilan gadget penggunanya."
Isahito menghabiskan biaya Rp 1,5 juta. Namun, bila diproduksi secara massal, biaya per produk bisa ditekan menjadi Rp 99 ribu. Warnanya tersedia dalam beberapa pilihan, seperti merah, hijau, dan biru. "Bahkan untuk cokelat bisa pakai bahan pewarna alami, misalnya dari kayu secang dan daun tarum."
Ke depan, ia ingin mengembangkan produk ini dan bekerja sama dengan fakultas lain. Tujuannya untuk memodifikasi bagian perekat sehingga produknya lebih fleksibel dan tahan air. "Setelah berhasil, baru saya memproduksi produk ini ke masyarakat dan membuatnya untuk semua jenis dan merek ponsel maupun tablet,” ujarnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA