TEMPO.CO, San Francisco - Google Play Store menambahkan beberapa kategori pada layanan aplikasinya. Dengan alasan memudahkan pencarian aplikasi, Google menambahkan sekitar delapan kategori baru pada layanannya.
Beberapa kategori ini bukanlah sebuah hal baru. Kategori-kategori yang ditambahkan ini hanyalah pemisahan atau pemecahan dari beberapa kategori yang dianggap terlalu umum. Google ingin membuat aplikasi para pengembang bisa lebih mudah ditemukan. Juga agar penggunanya dapat menemukan aplikasi yang dibutuhkan lebih cepat.
Kategori baru tersebut, yaitu Art & Design, Auto & Vehicles, Beauty, Dating, Events, Food & Drink, House & Home, dan Parenting, seperti dilansir Phonearena.com, Rabu, 27 Juli 2016.
Beberapa perubahan penamaan juga dilakukan Google pada kategori lainnya. Kategori Media & Video diubah menjadi Video Players & Editors, yang akan menyediakan aneka aplikasi yang berkaitan dengan pemutar video dan aplikasi editor. Kategori Transportation akan diubah namanya menjadi Maps & Navigation.
Penambahan kategori ini kabarnya akan datang ke tangan konsumen dua bulan mendatang. Untuk sementara waktu, jika para pengembang aplikasi telah mendaftarkan aplikasinya berdasarkan sistem kategori baru, aplikasi tersebut akan ditempatkan sesuai dengan ketentuan kategori lama.
Saat ini Google Play Store membagi aplikasi ke dalam 28 kategori. Dari ke-28 kategori tersebut, aplikasi yang paling banyak dicari pengguna berada di kategori Photography, Family, Music & Audio, Entertainment, Shopping, Personalization, Social, dan Communication.
PHONE ARENA | MAYA NAWANGWULAN
Berita terkait
Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!
4 jam lalu
Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya
Baca SelengkapnyaPagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat
4 jam lalu
Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.
Baca SelengkapnyaPertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel
4 jam lalu
Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir
Baca SelengkapnyaIsrael Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat
4 jam lalu
Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaPertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel
7 jam lalu
Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"
7 jam lalu
Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina
1 hari lalu
Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaAS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah
2 hari lalu
Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.
Baca SelengkapnyaMenlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
2 hari lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaKronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina
2 hari lalu
Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?
Baca Selengkapnya