Hutan Mangrove Bangkalan Kerap Disinggahi Burung Eropa

Reporter

Editor

Rabu, 24 Agustus 2016 07:17 WIB

Burung Kuntul Besar (Egretta alba) saat mencari makan dari sisa-sisa sampah yang mencemari kawasan Muara Angke, Jakarta, 15 Desember 2015. Berbagai jenis burung air itu berada di kawasan hutan mangrove di pesisir pantai Jakarta, yang menjadi salah satu habitat serta tempat mencari makan dan berkembang biak. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Bangkalan--- Badan Lingkungan Hidup Jawa Timur menyatakan hutan mangrove di Kecamatan Sepuluh, Kabupaten Bangkalan telah masuk sebagai kawasan konservasi di bawah pengawasan Badan Pengelola Hutan Mangrorve (BPHM) Wilayah I Bali. Sekertaris BLH Jatim Sunarta mengatakan dengan status tersebut menunjukkan hutan mangrove Sepuluh telah berhasil dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar. "Selain Bangkalan, hutan mangrove Tuban, Lamongan dan Surabaya juga mangrove dikelola dengan baik," kata dia, saat mengunjungi Hutan Mangrove Kecamatan Sepuluh, Selasa 22 Agustus 2016.

Keberhasilan pelestarian hutan mangrove Sepuluh yang nyaris punah ini, kata Sunarta, ditandai dengan banyaknya aneka burung di hutan tersebut. Bahkan, pada bulan-bulan tertentu setiap tahun, banyak burung migran dari Eropa yang singgah ke hutan tersebut.

Seperti burung Gajahan Pengala (Whimbrel Numenius/Phaeopus), Cerek (Plover, Charadrius SP), dan Trinil Kaki Merah (Common Redshank/Tringa Totanus). Termasuk juga burung pantai seperti Trinil Pantai (Common Sandpiper/Actytis Hypoleucos), burung air seperti Cangak Merah (Purple Heron/Ardea Purpurea), dan Kuntul Kecil (Litle Egret/Egretta Garzetta). Singgahnya burung migran ini terjadi sejak 2014 lalu. "Luas hutan sepuluh baru 3 hektar, masih bisa dikembangkan," ujar dia.

Yang menggembirakan, Sunarta melanjutkan, hutan mangrove Sepuluh telah dikelola sebagai taman pendidikan mangrove. Fasilitasnya pun cukup bagus karena telah dilengkapi jembatan kayu sepanjang 350 meter, sehingga pengunjung bisa berkeliling hutan dan melihat aneka burung yang ada. "Madura terkenal kering, tapi kalau mau usaha, hutan mangrove bisa lestari," ungkap dia.

Hutan Mangrove Sepuluh terletak di Desa Labuhan. Hutan ini dikelola oleh warga setempat dalam wadah Kelompok Tani Cemara Sejahtera. Syahril, Sekertaris Kelompok Tani, mengatakan pemulihan hutan mangrove yang nyaris punah karena penebangan liar tersebut, berkat support dari PHE WMO yang mengebor minyak dan gas bumi di Perairan Sepuluh. "Ke depan kami ingin mandiri mengelola hutan ini," kata dia.

Untuk pengembangan, kata Syahril, pihaknya menambah jenis tanaman mangrove seperti Sonneratia Alba (Prapat), Rizhophora Stylosa, dan Stenggi. Termasuk akan membangun menara setinggi 10 meter untuk tempat memantau migrasi burung dari luar negeri. "Kami juga tanam cemara udang di bibir pantai sepanjang sejauh 2,5 kilometer," ujar dia.

Bagi Syahril, tantangan terberat melestarikan mangrove adalah memberikan pengertian kepada para pemburu burung. Keberadaan pemburu bisa mengancam keberadaan burung migrasi. "Secara perlahan pemburu mulai berkurang, kami akan menjatuhkan sanksi," ujarnya.

General Manajer PHE WMO Sri Budiyani berharap ke depan keberhasilan Taman Pendidikan Mangrove Sepuluh bisa embrio sehingga semangat melestarikan mangrove muncul di kabupaten lain di Madura. "Semoga banyak duta-duta mangrove di Madura," kata dia.



MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

5 hari lalu

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

20 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Pertamina Rehabilitasi Mangrove di NTT

51 hari lalu

Pertamina Rehabilitasi Mangrove di NTT

Pertamina melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan Pertamina, pulihkan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Banyuwangi, Surga di Ujung Timur Pulau Jawa

26 Desember 2023

Destinasi Wisata di Banyuwangi, Surga di Ujung Timur Pulau Jawa

Dengan keindahan alam yang memukau dan keanekaragaman budayanya, Banyuwangi menjadi salah satu tujuan favorit bagi banyak wisatawan dan pelancong.

Baca Selengkapnya

Kepala BRGM: Tidak Semua Pantai Memerlukan Mangrove

24 Desember 2023

Kepala BRGM: Tidak Semua Pantai Memerlukan Mangrove

Koordinasi dengan BRGM untuk penananam mangrove agar lokasi tepat sasaran

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Wisata Alam di Pinggiran Jakarta untuk Libur Nataru

17 Desember 2023

Rekomendasi 5 Wisata Alam di Pinggiran Jakarta untuk Libur Nataru

Berbagai destinasi wisata alam di Jakarta kerap ramai dikunjungi saat libur Nataru

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata Kota Batam, Tak Jauh dari Pulau Rempang

15 September 2023

7 Destinasi Wisata Kota Batam, Tak Jauh dari Pulau Rempang

Batam di Kepulauan Riau berada di sebelah barat Pulau Bintan dan sebelah selatan berbatasan dengan Singapura. Berikut 7 destinasi wisata unggulan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Jenis-jenis Pohon Mangrove

9 September 2023

Mengenal Jenis-jenis Pohon Mangrove

Hutan tanaman Mangrove memiliki kemampuan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Keberadaannya juga memberikan berbagai manfaat.

Baca Selengkapnya

Inilah 7 Rekomendasi Wisata Hutan Mangrove di Indonesia

7 September 2023

Inilah 7 Rekomendasi Wisata Hutan Mangrove di Indonesia

Hutan mangrove membantu melawan perubahan iklim berkat kemampuannya menyimpan karbon dalam jumlah besar.

Baca Selengkapnya