Yahoo Pindai Ratusan Juta E-mail Atas Permintaan Intel AS

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 5 Oktober 2016 15:27 WIB

Logo Yahoo. REUTERS/Denis Balibouse

TEMPO.CO, San Francisco - Yahoo tahun lalu diam-diam membangun sebuah program perangkat lunak khusus untuk mencari semua email masuk ke pelanggannya yang memiliki informasi khusus sesuai yang diberikan oleh pejabat intelijen AS.

"Yahoo memenuhi permintaan pemerintah AS dengan memindai ratusan juta akun Yahoo Mail atas perintah dari Badan Keamanan Nasional (NSA) atau FBI," ujar tiga mantan karyawan dan satu orang lainnya yang mengetahui peristiwa itu kepada Reuters, Selasa 4 Oktober 2016.

Beberapa ahli pengawasan mengatakan ini merupakan kasus pertama yang muncul ke permukaan bahwa sebuah perusahaan Internet AS menyetujui permintaan agen intelijen dengan mencari semua pesan masuk.

Tidak diketahui informasi apa yang dicari para pejabat intelijen itu, namun mereka ingin Yahoo untuk mencari serangkaian karakter. Hal itu bisa berarti frase dalam email atau lampiran, kata sumber-sumber itu.

Reuters tidak dapat memastikan data Yahoo yang mungkin telah diserahkan. Reuters juga tidak mengetahui apakah pejabat intelijen lain telah mendekati penyedia email lain selain Yahoo dengan jenis permintaan serupa.

Menurut dua mantan karyawan Yahoo, keputusan CEO Yahoo Marissa Mayer untuk mematuhi arahan itu menimbulkan gejolak pada beberapa eksekutif senior dan pada Juni 2015 menyebabkan kepergian Chief Information Security Officer Alex Stamos, yang kini memimpin bagian keamanan Facebook Inc.

"Yahoo adalah perusahaan yang taat hukum, dan sesuai dengan undang-undang Amerika Serikat," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan singkat dalam menanggapi pertanyaan Reuters tentang permintaan itu. Yahoo menolak komentar lebih lanjut.

NSA merujuk ke Kantor Direktur Intelijen Nasional, yang menolak memberikan komentar.

Permintaan untuk mencari akun Yahoo Mail datang dalam bentuk perintah rahasia yang dikirim ke tim hukum perusahaan, menurut tiga orang yang mengetahui masalah ini.

Perusahaan telepon dan Internet AS diketahui telah menyerahkan data pelanggan massal untuk badan intelijen. Tetapi beberapa mantan pejabat pemerintah dan para ahli pengawasan swasta mengatakan mereka sebelumnya tidak melihat permintaan yang luas seperti untuk koleksi Web real-time atau yang memerlukan penciptaan program komputer baru.

"Saya belum pernah melihat itu, penyadapan secara real time pada 'yang dipilih’," kata Albert Gidari, seorang pengacara yang mewakili perusahaan telepon dan Internet pada isu-isu pengawasan selama 20 tahun sebelum pindah ke Stanford University tahun ini.|

Baca:
Heboh Jokowi Injak Merah Putih, Ini Cuitan Kang Emil
Terseret Dugaan Korupsi E-KTP, Ini Reaksi Setya Novanto
BI Segera Terapkan Mesin Deposito Uang Koin

REUTERS | ERWIN Z

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

26 menit lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

4 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

5 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

5 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

9 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

10 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

11 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

20 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya