Awas, Serangan Ransomware Bisa Melumpuhkan Komputer Anda!

Reporter

Senin, 17 Oktober 2016 12:12 WIB

Ilustrasi Cyber Crime. moubamba.com

TEMPO.CO, Jakarta - Isu keamanan cyber di kawasan Asia-Pasifik semakin menjadi sorotan. Hal itu tak terlepas dari semakin meningkatnya serangan dalam lima tahun terakhir. Kaspersky Lab, perusahaan penyedia layanan antivirus asal Rusia, menyatakan perhatian khusus saat ini banyak ditujukan kepada serangan cyber.

Salah satu program jahat yang terus bergentayangan dan siap menginfeksi setiap komputer adalah ransomware. Cara kerjanya adalah melumpuhkan fungsi komputer, seperti mengunci papan ketik dan tetikus sehingga tak bisa digunakan. Selain itu, ransomware mencari keuntungan finansial di seluruh dunia maupun kawasan Asia-Pasifik.

“Jumlah serangan ransomware yang terdeteksi di kawasan Asia-Pasifik selama Juli hingga Agustus mengalami peningkatan sampai 114 persen,” ucap Vitaly Kamluk, Kaspersky Lab’s Director of Global Research and Analysis Team in APAC di Bali, Jumat pekan lalu. Selama 2016, risiko serangan juga banyak menyasar perangkat genggam.

Dalam data yang disajikan Kaspersky, peretasan pada genggam bergerak menyerang dalam bentuk infeksi aplikasi di pasar aplikasi, peretasan mobile web browser, jailbreak dari jarak jauh, pencurian data, serangan Trojan pada mobile banking, dan mobile ransomware. Di Asia-Pasifik, ransomware paling banyak menyerang Australia (10–12 persen) dan Malaysia (6–10 persen).

Peningkatan serangan ransomware selama 2016 tercatat merupakan yang tertinggi di kuartal ketiga. Dalam periode itu terjadi serangan hingga 45 ribu kali dan puncaknya terjadi pada Agustus. Adapun pada kuartal kedua serangan tertinggi terjadi sebanyak 21 ribu kali.

Vitaly menyatakan peningkatan serangan juga terjadi di seluruh dunia. Fakta ini menjelaskan bahwa saat ini kawasan Asia-Pasifik menjadi sasaran peretasan ransomware. Peretasan terus terjadi dan semakin meningkat karena data hasil curian bisa diperdagangkan dan menjadi uang. Adanya pasar gelap untuk menjual data tersebut semakin memperluas kejahatan serangan cyber pada perusahaan.

Menurut Vitaly, pada April 2016 serangan peretasan dengan ransomware dan Trojan yang diketahui bernama Locky tersebar secara cepat ke seluruh dunia. Kaspersky Security Network mendapati serangan ransomware Locky terjadi di 114 negara.

Para penjahat cyber secara rutin mengubah cara dalam peretasan, termasuk pada skema kriptografi, teknik mengaburkan kode, eksekusi format file, dan vektor infeksi. Serangan malware tipe ini biasanya didistribusikan melalui spam atau dikirimkan lewat sistem administrasi jarak jauh.

Dalam kasus serangan ransomware, para peretas meminta bayaran atas penyanderaan data dengan pembayaran mata uang Bitcoin. Cara ini dianggap paling aman karena tidak ada identitas atau keterangan detail apa pun mengenai rekening sang penerima atau pelaku. Anonimitas mata uang Bitcoin menjadi nilai yang menguntungkan para pelaku kejahatan cyber.

Berdasarkan informasi Kaspersky Lab Cybersecurity Event di Bali, permintaan deskripsi data untuk pengguna perorangan bertarif US$ 15 atau sekitar Rp 200 ribuan. Adapun tarif untuk membuka data bagi korban perusahaan bernilai lima kali lipat daripada tarif individual.

Kebiasaan perusahaan yang memilih untuk membayarkan tebusan ketimbang merelakan kehilangan data membuat jumlah korban dari kalangan perusahaan semakin meningkat. Sebab, bagi para peretas, inilah kesempatan menghasilkan uang lebih banyak.

Kaspersky menyatakan dalam 12 bulan terakhir serangan cyber terbesar terjadi pada perusahaan atau organisasi. Bentuknya malware dan spam, disusul dengan phising.

Data Kaspersky Security Network Juli hingga September 2016 menyatakan bahwa 49 persen negara Asia-Pasifik terserang peretasan melalui network lokal dan kontak dengan media seperti USB. Adapun 17 persen lainnya mengalami serangan melalui akses Internet.

Serangan network lokal paling tinggi terjadi di Vietnam sebesar 64 persen, Filipina (58 persen), dan India (55 persen). Adapun untuk serangan secara online Cina menjadi negara paling tinggi diretas dengan persentase 24 persen, Vietnam 23 persen, India 18,5 persen, dan Indonesia 18,5 persen.

MAYA NAWANGWULAN

Berita terkait

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

33 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

6 Februari 2024

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

5 Februari 2024

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

5 Februari 2024

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

5 Februari 2024

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

4 Februari 2024

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

21 Desember 2023

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.

Baca Selengkapnya

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

8 Desember 2023

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.

Baca Selengkapnya

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

18 November 2023

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

Pemerintah mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar. Harapannya lebih banyak lahir talenta digital.

Baca Selengkapnya

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

10 Oktober 2023

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

Program PembaTIK diharapkan bisa meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.

Baca Selengkapnya