YouTube Blokir Akun Televisi Nasional Korea Utara

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 15 Desember 2016 19:30 WIB

Logo YouTube

TEMPO.CO, New York - Situs berbagi video, YouTube, memblokir akun saluran televisi resmi nasional Korea Utara menyusul sanksi terbaru Amerika Serikat pada negara paling terisolasi di dunia tersebut. Larangan terhadap Korea Central Television (KCNA) untuk mengunggah video ke YouTube kian menyulitkan pengamat dan peneliti yang selama ini memanfaatkan saluran itu untuk memahami cara kerja negara tersebut.

Akun milik KCNA yang diblokir sejak sebulan lalu tersebut diyakini selama ini meraup keuntungan dari YouTube melalui iklan. Untuk itu Google sebagai induk usaha YouTube menganggap perlu memblokisr akun itu agar tidak memberi pemasukan bagi pemerintahan Kim Jong-un yang diduga bakal digunakan untuk membangun fasilitas senjata nuklir.

"Kami tidak mengomentari video yang diunggah oleh individu, tetapi kami memiliki kebijakan untuk menonaktifkan akun yang melanggar persyaratan layanan kami atau pedoman komunitas, dan kami diwajibkan oleh hukum untuk melakukannya," ujar Taj Meadows, Kepala Komunikasi Google di Asia, Kamis, 15 Desember 2016.

Baca Pula
'Bila Menista Agama, Mayat Ahok Tak Menyeberang ke Jakarta'
Jaksa: Ahok Secara Sengaja Melakukan Penodaan Agama Islam

Pemblokiran itu juga diberlakukan setelah para pejabat Kementerian Keuangan AS menetapkan langkah untuk melarang setiap perusahaan Amerika atau individu melakukan bisnis dengan Kementerian Propaganda dan Agitasi Korea Utara. Tidak jelas apakah Pyongyang mendapatkan uang melalui program periklanan YouTube.

Namun, ketika hendak mencari saluran Korea Central Television di YouTube, akan muncul pemberitahuan yang berbunyi: "Akun ini telah dihentikan karena melanggar Pedoman Komunitas YouTube." Pemblokiran itu juga membuat beberapa pengamat Korut kecewa karena kehilangan salah satu sumber informasi terkait negara yang dipimpin Kim Jong Un tersebut.

"Meski ada saluran resmi terkait pemberitaan rezim, YouTube juga membantu memberikan konteks untuk struktur yang biasanya hanya dilihat melalui citra satelit," kata David Schmerler, peneliti di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di Monterey, California. Dia menambahkan, saluran di YouTube juga dapat memberikan gambar dari Korea Utara dan informasi lainnya bagi peneliti.

IB TIMES | WASHINGTON POST | YON DEMA

Baca:
Ahok Tokoh Paling Dicari di Google
1 Miliar Akun Pengguna Yahoo Dibajak, Ini Kata Yahoo
Saingi iPad Pro 9.7, Ini Spesifikasi Mi Pad 3

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

4 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

7 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

7 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

8 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

18 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

22 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

23 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 hari lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya