Google Bikin Lomba Pendaratan di Bulan, 5 Tim Bersaing Ketat

Reporter

Kamis, 26 Januari 2017 14:51 WIB

Google Lunar Xprize. Google

TEMPO.CO, Jakarta -Lima tim lolos kualifikasi untuk bersaing dalam kompetisi Lunar XPRIZE yang diadakan Google berhadiah total US$ 30 juta (Rp 400 miliar) untuk mendaratkan dan mengoperasikan pesawat luar angkasa robotik di permukaan bulan. Demikian pernyataan Yayasan XPRIZE Selasa silam, 24 Januari.

“Kami sangat senang memiliki lima pesaing yang bekerja dari seluruh dunia untuk satu misi ini,” ujar Direktur Senior Yayasan XPRIZE, Chanda Gonzales-Mowrer.

Kelima tim yang bersaing ketat yakni SpaceIL dari Israel, Moon Express yang berbasis di Florida, Tim Internasional Synergy Moon, Tim Indus dari India dan Hakuto dari Jepang.

Kompetisi ini dirancang untuk membuat lompatan besar teknologi di bidang antariksa, kedokteran, pendidikan, dan bidang-bidang lain dengan memikat peserta-peserta baru dan pihak swasta dengan hadiah uang tunai.

Para pesaing harus meluncurkan pesawat angkasa dan mendaratkan rover sebelum 31 Desember 2017 . Yayasan Xprize menyelenggarakan Google Lunar XPRIZE dan delapan kontes stimulus lainnya. Kelima kompetitor harus menyelesaikan sejumlah kegiatan di permukaan bulan, seperti rover dapat menempuh jarak hingga 500 meter dan menyiarkan video berdefinisi tinggi, ke bumi.

Sejak lomba itu diumumkan pada 2007, ketertarikan atas Google Lunar XPRIZE begitu besar. Sebanyak 33 tim awalnya mendaftarkan diri untuk memperebutkan hadiah utama senilai 20 juta dolar AS. Juara kedua berhak mendapatkan hadiah 5 juta dolar AS dan uang bonus tersedia bagi tim yang mampu menuntaskan tugas tambahan, seperti mengunjungi situs pendaratan Apollo atau menemukan air di bulan.

SpaceIL berencana terbang dengan SpaceX Falcon 9 rocket, yang baru-baru ini kembali terbang menyusul insiden pada landasan peluncuran. Tim Indus dan Hakuto akan berbagi tumpangan di peluncur PSLV (polar satellite launch vehicle). Moon Express didukung perusahaan pemula (startup) Rocket Lab, yang mengembangkan roket kecil bernama Electron. Synergy Moon bergantung pada salah satu mitranya, Mojave, Sistem Interorbital berbasis di California, untuk peluncuran roket barunya yang dikenal sebagai Neptune.


REUTERS | HOTMA SIREGAR


Baca Juga:
KPK Tangkap Hakim Konstitusi Patrialis Akbar
Uang Baru Pecahan Rp10.000 Paling Disukai Warga Papua



Advertising
Advertising

Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

11 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

15 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

15 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

16 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

20 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

21 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

22 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya