Cina Berencana Perketat Internet dengan Bentuk Komisi Baru

Reporter

Rabu, 8 Februari 2017 03:10 WIB

Ilustrasi cyber crime dan imigrasi Cina. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Cina mengajukan pengetatan lebih lanjut atas pengendalian Internet dengan kemungkinan pembentukan komisi baru untuk memeriksa layanan dan piranti Internet, kata pihak berwenang dalam Internet Beijing.

Cina memberlakukan ketentuan keamanan dunia maya pada November untuk melawan yang disebut beijing sebagai peningkatan ancaman, seperti, peretasan dan terorisme, namun ketentuan itu menuai kekhawatiran pengusaha asing dan kelompok hak asasi.

Sejumlah kritik mengatakan ketentuan itu mengancam penutupan sejumlah perusahaan teknologi asing dari beragam sektor, termasuk kewajiban pemeriksaan keamanan dan penyimpanan data di Cina.

Rancangan ketentuan baru, yang dikeluarkan oleh kewenangan Internet Cina pada akhir pekan lalu itu, mengajukan pembentukan badan lintas departemen untuk memeriksa dan menggalang kebijakan di seluruh negeri tersebut.

Komisi itu akan mempertimbangkan ancaman terhadap keamanan nasional dan menghentikan Partai Komunis dan sejumlah departemen pemerintah dari pembelian produk dan layanan secara "online", yang belum disetujui.

Belum jelas apakah benar atau kapan komite baru itu dibentuk.

Ketentuan yang diajukan itu terbuka untuk menerima komentar publik hingga 4 Maret mendatang.

Rancangan ketentuan biasanya berakhir berbeda dari apa yang disetujui dan diberlakukan di Cina.

Komisi baru yang diajukan itu dan pemberlakuan ketentuan keamanan dunia maya tersebut datang di tengah tindakan keras Presiden Xi Jinping terhadap masyarakat sipil, termasuk kepada para pengacara hak asasi dan media, para kritik menyebut itu dilakukan untuk mencegah perbedaan pendapat.

Pada 2015, Beijing memberlakukan sebuah ketentuan keamanan nasional merata yang bertujuan untuk membuat seluruh sistem jaringan prasarana dan informasi kunci "aman dan terkendali".

Cina memantau Internet dengan seksama, menghapus komentar-komentar di media sosial yang dianggap membahayakan dan memblokir sejumlah laman asing, termasuk Google dan Facebook.

Cina menyebutkan bahwa kendali itu diperlukan untuk memastikan keamanan nasional dan ketenangan masyarakat, demikian Reuters melaporkan.

ANTARA

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

9 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

22 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya