Peneliti Ciptakan Vaksin Malaria yang Efektivitasnya 100%  

Reporter

Kamis, 16 Februari 2017 11:44 WIB

Nyamuk Malaria. (AP Photo/Sang Tan)

TEMPO.CO, Jakarta - Malaria merupakan salah satu penyakit umum yang menular dan mematikan. WHO melaporkan, pada 2015 lalu, 214 juta orang terinfeksi dan 438 ribu di antaranya meninggal.

Selama ini, vaksin malaria hanya ampuh hingga 50 persen dan tidak mampu memberikan kekebalan tubuh yang cukup terhadap penyakit malaria. Namun sekelompok peneliti dari Universitas Tubingen (Jerman) menemukan vaksin malaria baru, Sanaria PfSPZ-CVac, yang efektif hingga 100 persen

Penelitian Tubingen ini dilakukan kepada 67 peserta sehat yang tidak pernah mengidap malaria sebelumnya. Ternyata, vaksin mereka berhasil kepada kelompok yang divaksin tiga kali berjarak 4 minggu dengan dosis paling tinggi. Setelah pemberian vaksin terakhir, kelompok tersebut 100 persen kebal terhadap penyakit malaria.

"Limfosit T-sel darah putih untuk kekebalan tubuh dan respons imun tubuh berperan besar dalam keberhasilan vaksin ini," kata Profesor Peter Kremsner, penulis penelitian ini.

Peneliti menganalisis reaksi imun tubuh dan pola protein untuk meningkatkan keberhasilan vaksin malaria. Mereka menyuntikkan parasit malaria yang hidup ke tubuh peserta sekaligus menghentikan perkembangbiakan parasit tersebut dengan menambahkan klorokuin—obat anti malaria yang selama ini digunakan. Mereka menggunakan klorokuin untuk menganalisis reaksi parasit terhadap obat tersebut.

Setelah peserta terinfeksi malaria, parasit Plasmodium falciparum—parasit malaria yang menyebabkan infeksi—pindah ke hati untuk berkembang biak. Pada masa inkubasi, sistem imun manusia tidak dapat merespons karena virus belum membuat tubuh inangnya yang sakit.

Peneliti juga menemukan bahwa obat klorokuin tidak bekerja sampai ke hati penderita. Artinya, perkembangbiakan parasit malaria tidak mampu dihentikan. Setelah meninggalkan hati, virus malaria masuk ke dalam sel-sel darah merah untuk kembali berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh.

Namun klorokuin hanya mampu membunuh virus malaria yang masuk ke sel darah merah. "Dengan menyuntikkan parasit malaria yang hidup dan aktif, maka sistem imun tubuh dapat merespons dengan kuat," kata pemimpin penelitian, Benjamin Mordmueller.

Mordmueller dan timnya menemukan perlindungan 100 persen terhadap malaria yang diberikan vaksin mereka mampu bertahan hingga 10 minggu, bahkan lebih lama. Itu dibuktikan pada sekelompok peserta yang sukses terhadap vaksin ini. Mordmueller menyebutkan mereka akan melakukan penelitian lebih jauh untuk membuktikan keefektifan vaksin ini dalam jangka tahunan.

Namun, untuk sementara ini, mereka berhasil menciptakan vaksin malaria satu-satunya yang efektif hingga 100 persen.

SCIENCE DAILY | ZARA AMELIA | NS

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya