Misteri 50 Tahun Terpecahkan, Jaring Laba-laba Sekuat Baja  

Reporter

Senin, 15 Mei 2017 07:39 WIB

Jaring Laba-laba

TEMPO.CO, Pennsylvania - Setelah berbulan-bulan mempelajari belasan ribu gen sutra laba-laba di laboratorium biologi molekuler di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, hasil kerja keras Benjamin F. Voight itu pun terbayar. Guru besar Fakultas Genetika dan Sistem Farmakologi dan Terapi Translasional itu berhasil memecahkan misteri biologi yang selama lima puluhan tahun terakhir tak pernah terungkap.

Misteri itu adalah bagaimana struktur gen sutra laba-laba bisa menghasilkan jaring yang lebih kuat ketimbang jaring baja. Riset sebelumnya mandek karena peneliti harus mengidentifikasi dan menyusun karakter gen sutra laba-laba dari puluhan ribu spesies.

"Ini sebuah tugas yang sebanding dengan memecahkan jutaan jejeran teka-teki silang, dengan sedikit petunjuk mengenai bagaimana potongan-potongan ini saling cocok atau identik," kata Voight, yang menggambarkan sulitnya riset, yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Genetics dua pekan lalu itu.

Baca: Heboh, Ilmuwan Temukan Rusa Pemakan Bangkai Manusia

Hal itu memang sulit, dan semua harus dimulai dari nol. Voight dan sepuluh koleganya pertama kali mengurutkan, lalu mengumpulkan genom laba-laba jenis golden-orb weaver (Nephila clavipes) yang merupakan pemintal benang sutra berkualitas baik, yang menghasilkan 28 varietas protein sutra. Dalam genom yang berukuran sama besar dengan genom manusia, para peneliti mengidentifikasi lebih dari 14 ribu gen yang dikenal sebagai spidroin.

Sebelumnya, spidroin telah diklasifikasikan dalam tujuh kategori sesuai dengan urutan protein dan fungsinya, seperti untuk meringkus mangsa, mengikat pasangan untuk kawin, dan menghindar dari terkaman predator. Namun, dalam penelitian ini, ternyata mereka menemukan beberapa spidroin baru yang tidak sesuai dengan kategori ini. Hal itu menunjukkan protein sutra yang dikodekan mungkin memiliki fungsi baru atau kategori yang ada perlu didefinisikan ulang.

Analisis komputasi yang ekstensif dari gen spidroin orb-weaver mengungkap hampir 400 sekuen singkat yang muncul berulang kali dalam gen ini dengan variasi kecil dan kombinasi yang berbeda. Pengulangan motif spidroin ini sangat menarik karena mereka mungkin sekali memberikan sifat utama dari sutra laba-laba yang sudah dikenal, seperti kuat diregangkan, fleksibilitas, atau lengket.

Baca: Jamur Ini Bikin Semut Jadi Zombie

Namun, kejutan terbesarnya, menurut anggota tim peneliti, Ingi Agnorsson, adalah penemuan salah satu spidroin yang disebut orb-weaver—FLAG-b, yang tampaknya diproduksi, terutama di kelenjar getah bening. "Temuan ini mengisyaratkan fungsi baru untuk sutra terhubung saat menangkap mangsa, mencegah gerak, atau menjaga diri dari serangan luar," ujarnya.

Dalam analisis mereka terhadap data genom, Voight dan rekannya juga mengidentifikasi 649 gen yang mungkin bukan gen spidroin, tapi sangat diekspresikan dalam kelenjar sutra. Gen ini diduga memiliki peran dalam mengubah sutra cair dari sel laba-laba menjadi benang padat dan bisa dimuntahkan. "Semua informasi baru ini harus memajukan usaha kami untuk menangkap sifat luar biasa dari sutra ini dalam bahan buatan manusia," kata Voight.

Baca: Mengejutkan, Gajah Ini Bisa Bicara Bahasa Korea

Hasil penelitian ini tentu menggembirakan. Salah satunya bisa diterapkan dalam kehidupan manusia dan dalam aplikasi perangkat medis dan industri. Sejauh ini, hasil dari penelitian membuktikan benang sutra laba-laba cenderung tidak merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan beberapa bahkan menghambat bakteri dan jamur.

Kelebihan lain adalah sutra ini dapat bertahan baik saat ditanamkan di jaringan untuk jahitan, dapat terurai secara alamiah, bahkan sudah digunakan untuk membuat senar biola. Sutra bisa juga digunakan untuk keperluan, bahan pakaian antipeluru, pakaian ringan tahan aus, serta panel bebas karat pada kendaraan bermotor.

Baca: Cara Cegah Rambut Rontok Ditemukan Saat Ilmuwan Teliti Tikus

Kejutan berikutnya tentu masih ada. Sebab, riset Voight sendiri belum tamat. Kini, mereka tengah mengurut genom laba-laba lain, yakni Bark Darwin (Caerostris darwini), yang telah dikenal kemampuannya merentangkan jaring melintasi sungai.

Para ilmuwan juga sedang memproduksi sutra dengan cepat di laboratorium dari sekuen DNA spidroin untuk mengungkap sekuen hingga motif mereka mengkode sifat biologis dan fisik sutra.

NATURE | SCIENCE DAILY | DAILY MAIL | AHMAD NURHASIM

Berita terkait

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

2 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

3 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

3 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

8 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

9 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

18 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

23 jam lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

1 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya