Flashpoint Temukan Kaitan Ransomware WannaCry dan Cina Selatan

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 30 Mei 2017 17:10 WIB

Program malware ransomware wannaCRY yang menyerang komputer secera masal di 99 negara. .kominfo.go.i

TEMPO.CO, JSan Francisco - Sebuah penelitian baru dari firma keamanan Flashpoint menunjukkan bahwa ada koneksi Ransomware WannaCry dengan Cina Selatan.

Dalam sebuah posting blog baru-baru ini, Flashpoint menggariskan analisis linguistik dari catatan tebusan yang diberikan kepada korban Wannacry.

Baca: 5 Alasan WannaCry Termasuk Ransomware Dasar

Setiap catatan pada dasarnya mengatakan hal yang sama: korban harus mentransfer sejumlah bitcoin ke sebuah akun atau datanya akan hilang secara permanen.

Karena ini adalah serangan global yang mempengaruhi sekitar 100 negara, jadi catatan itu dibagikan dalam 28 bahasa sebagaimana dikutip Gizmodo, Senin 29 Mei 2017.

Peneliti Flashpoint telah mempelajari catatan tersebut dan menemukan bahwa siapa pun pengarangnya, mereka kemungkinan "pengguna asli atau setidaknya fasih" bahasa Cina.

Mereka menemukan bahwa dari 28 catatan berbeda, hanya versi bahasa Inggris dan dua versi karakter Cina (Simplified dan Traditional) tampaknya ditulis oleh manusia. Semua 25 catatan lainnya tampaknya telah diterjemahkan dari catatan bahasa Inggris menggunakan Google Translate.

Catatan tebusan bahasa Inggris hampir sempurna kecuali untuk apa yang oleh Flashpoint disebut "kesalahan tata bahasa yang mencolok" yang menunjukkan bahwa "pembicara itu tidak asli atau mungkin berpendidikan buruk."

Baca: 30.000 Komputer Terinfeksi Ransomware WannaCry, Cina Salahkan AS

Menurut Flashpoint, catatan Cina mengandung lebih banyak informasi dan berbeda dari yang lainnya dalam konten, format, dan nada. Pos tersebut menulis:

"Sebuah kesalahan ketik dalam catatan itu, " " (bang zu) dan bukan "" (bang zhu) yang berarti "pertolongan", sangat mengindikasikan bahwa catatan ditulis menggunakan sistem input bahasa Cina daripada diterjemahkan dari versi yang berbeda."

Secara umum, catatan tersebut menggunakan tata bahasa, tanda baca, sintaks, dan pilihan karakter yang tepat, yang mengindikasikan bahwa penulis tersebut mungkin pengguna asli atau paling tidak lancar.

Google Translate sendiri tidak menangani terjemahan Cina-ke-Inggris atau Inggris-ke-Cina dengan sangat baik.

Semua ini mengarahkan Flashpoint untuk dengan hati-hati menyimpulkan bahwa "penulis catatan ransomware WannaCry fasih berbahasa Cina, karena bahasa yang digunakan sesuai dengan Cina Selatan, Hong Kong, Taiwan, atau Singapura."

Tapi itu tidak memberi tahu kita banyak hal tentang para hacker. Tentunya tidak berarti mereka berada di Cina, karena hacker bisa bekerja dari mana saja. Dan hacker diketahui sengaja menyalahgunakan bahasa untuk menghindari analisis semacam ini.

Pada saat yang sama, para hacker WannaCry telah membuat beberapa kesalahan amatir yang mencakup penggunaan kill switch yang membuat mudah untuk menutup penyebaran ransomware tersebut secara singkat, dan mereka tidak menggunakan sistem otomatis untuk memastikan bahwa uang tebusan telah dibayar.

Semua informasi ini hanya menambah intrik seputar WannaCry. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan kemungkinan keterlibatan Kelompok Lazarus, yang diyakini disponsori oleh Korea Utara. Dan pemerintah AS sepertinya menyukai teori itu.

Baca: Korea Utara Bantah Dalangi Serangan Ransomware WannaCry

Direktur Riset Flashpoint untuk Asia Pasifik Jon Condra mengatakan kepada ThreatPost, "Hubungan antara Korea Utara dan Cina, terutama di ranah intelijen, mungkin jauh lebih rumit daripada yang diapresiasi secara luas."

GIZMODO | ERWIN Z

Berita terkait

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

3 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

5 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

5 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

9 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

11 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

12 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

14 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

1 hari lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya