Diblokir Akun Presiden Trump, 2 Pengguna Twitter Siap Menggugat

Reporter

Editor

Erwin prima

Rabu, 7 Juni 2017 10:57 WIB

Presiden Donald Trump memblokir beberapa orang dari mengikuti akun twitter miliknya. Kredit: Arstechnica

TEMPO.CO, San Francisco - Dua pengguna Twitter, yang diblokir oleh Donald Trump setelah mereka mengkritik Presiden Amerika tersebut, mengklaim bahwa pengecualian mereka untuk menjadi salah satu dari 31,7 juta pengikut akun Trump merupakan pelanggaran Amendemen Pertama atas hak konstitusional mereka.

Baca: Krisis Diplomatik Qatar, Donald Trump Membela Arab Saudi

Presiden Donald Trump menghalangi keduanya untuk mengikutinya melalui akun Presiden itu di Twitter, @realDonaldTrump. Karena itu, Knight First Amendment Institute di Columbia University meminta Trump untuk membebaskan mereka dan orang lain yang telah diblokirnya di Twitter.

Lembaga tersebut mengatakan akan menggugat ke pengadilan jika akun Twitter kliennya tetap diblokir. Lembaga tersebut mengatakan bahwa pengguna Twitter Holly O'Reilly, @AynRandPaulRyan, diblokir pada tanggal 28 Mei setelah memposting GIF dengan judul: "Ini menunjukkan bagaimana seluruh dunia melihat Anda." GIF menunjukkan Paus Fransiskus tampil tidak nyaman saat bertemu Trump.

Pengguna yang diblokir lainnya adalah Joseph M. Papp, @joepabike, yang mengetahui bahwa ia diblokir pada tanggal 4 Juni karena mengkritik Trump saat menggunakan tag #fakeleader.


Permintaan keduanya memunculkan wacana hukum yang unik. Lembaga ini menyebut akun Trump sebagai "forum publik". Karena itu, institusi tersebut mengatakan kepada presiden, "pemblokiran berdasarkan sudut pandang atas klien kami adalah tidak konstitusional. Kami meminta Anda membebaskan mereka dan orang lain yang telah diblokir karena alasan yang sama."

Baca: Dikritik Donald Trump Soal Serangan di London, Sadiq Khan Cuek

Surat tersebut juga mengajukan permintaan yang sama untuk akun @POTUS presiden.
Menurut lembaga tersebut, ketika pemerintah menyediakan ruang bagi masyarakat luas untuk tujuan aktivitas ekspresif, maka pemerintah menciptakan forum publik yang tidak boleh secara konstitusional mengecualikan individu berdasarkan sudut pandang.

“Pemerintah dapat memberlakukan batasan waktu, tempat, dan cara yang wajar dalam forum publik yang ditunjuk, namun tidak boleh mengecualikan orang hanya karena tidak setuju dengan mereka,” ujar lembaga itu dalam suratnya.

ARSTECHNICA | ERWIN Z

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

39 menit lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

2 jam lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

5 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

8 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

8 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

9 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

18 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

23 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya