Temuan Terbaru: Parkinson Bermula dari Usus

Reporter

Jumat, 30 Juni 2017 19:41 WIB

Pria dengan penyakit Parkinson. Ilustrasi (CBC.ca)

TEMPO.CO, North Carolina - Jagalah usus Anda kalau tidak mau terkena parkinson, penyakit penyebab kematian sel saraf otak. Sebab, menurut studi terbaru dalam jurnal peer-review Journal of Clinical Investigation Insight edisi 15 Juni 2017, parkinson kemungkinan besar berasal dari usus.

Ini bukan lagi dari mata turun ke hati, tapi dari perut naik ke otak. Efeknya benar-benar merusak otak.

Baca: Deteksi Parkinson Kini Bisa Lewat Keyboard

Studi berjudul "A-Synuclein in Gut Wndocrine Cells and Its Implications for Parkinson’s Disease" menemukan bahwa protein di sel saraf yang rusak dan membentuk gumpalan di otak juga ditemukan pada sel-sel yang melapisi usus halus. Penelitian ini dilakukan terhadap sel tikus dan sel manusia dari orang yang menderita parkinson.

"Protein tersebut bernama alpha-synuclein," demikian menurut tim yang dipimpin Rashmi Chandra, pakar kesehatan dari Department of Medicine, Duke University, North Carolina, Amerika Serikat, dalam jurnal.

Parkinson merupakan penyakit degeneratif saraf. Menurut Parkinson's Disease Foundation, penyakit ini menjangkiti satu juta warga Amerika dan 7-10 juta warga dunia.

Dalam jurnal, tim menyatakan protein alpha-synuclein sangat berlimpah di otak. Pada sel saraf sehat, protein ini larut dalam cairan di sel. Namun, pada pasien parkinson, protein ini rusak atau tidak bekerja secara normal.

Baca: Parkinson Bisa Menyerang Usia Muda, Ini Penjelasan Ahli

Selanjutnya: Saat rusak, protein tersebut...
<!--more-->

Saat rusak, protein tersebut menyebar melalui sistem saraf ke otak sebagai protein prion yang bertanggung jawab atas penyebaran sel penyakit ke seluruh tubuh. Di otak, molekul protein alpha-synuclein ini lalu melipat satu sama lain dan membentuk gumpalan yang kemudian merusak neuron. Namun, selama ini, belum diketahui sumber penyebab rusaknya protein alpha-synuclein di otak.

Sebelumnya, pada 2005, para ilmuwan pertama kali mengungkapkan bahwa pasien parkinson juga memiliki gumpalan protein tersebut di dalam usus mereka. Studi lain melihat orang yang memiliki gangguan pencernaan dan menjalani pembedahan saraf vagus—saraf paling panjang di tubuh manusia yang menghubungkan batang otak dan perut. Pasien ini memiliki risiko 40 persen lebih rendah terkena parkinson ketimbang orang yang saraf vagusnya tidak diangkat.

Dua studi tersebut sama-sama menyatakan bahwa protein alpha-synuclein yang ada di otak juga ditemukan di usus. Namun belum diketahui bagaimana protein alpha-synuclein yang rusak bisa menyebar ke otak.

Baca: 10 Tanda Awal Penyakit Parkinson

"Protein ini ditemukan di lumen, ruang di dalam saluran pencernaan. Namun saluran saraf tidak terhubung dengan ruang tersebut," kata pakar gastroentrologi, ilmu tentang pencernaan, Rodger Liddle, yang juga penulis utama studi terbaru. Dia juga profesor kesehatan di Duke University.

Petunjuk pertama untuk menjawab misteri tersebut muncul pada 2005. Saat itu, Liddle dan tim menemukan sel-sel di lapisan usus halus yang memiliki sifat seperti sel saraf. Sel-sel tersebut bersifat endokrin, atau menghasilkan hormon. Juga, mengandung neurotransmitter—pembawa sinyal di antara neuron—dan protein lain yang biasanya ditemukan di neuron. Menurut Liddle, sel-sel itu bahkan tampak bercabang dengan cara kerja yang sama seperti neuron.

Baca:

Selanjutnya: Ketika ditempatkan di dekat neuron...
<!--more-->

Ketika ditempatkan di dekat neuron, sel endokrin ini bergerak cepat menuju neuron dan serat sel menghubungkannya dengan sistem pencernaan. Proses tersebut ditangkap dalam video berkecepatan tinggi. Setelah itu, Liddle, Chandra, dan tim mulai memelototi sel tersebut.

Baca: Banyak Minum Susu Rendah Lemak Bisa Memicu Parkinson

Benar saja, selain bersifat mirip neuron, sel itu membawa protein alpha-synuclein yang rusak ke otak. “Jelas itu sumber penyakit parkinson,” ujar Liddle, seperti dikutip dari laman berita Live Science, akhir pekan lalu.

Kini, Liddle dan tim masih berkutat seputar bagaimana protein alpha-synuclein di usus bisa rusak, berangkat dari studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang yang terpapar pestisida dan bakteri tertentu lebih mungkin terjangkit parkinson. Tim memprediksi, bakteri-bakteri tersebutlah yang mengubah struktur protein alpha-synuclein di dalam sel usus.

"Yang kemudian menyebar ke otak melalui saraf vagus," kata Liddle. "Hipotesis inilah yang harus kami buktikan dalam studi berikutnya."

Baca: Makanan ini Mengurangi Risiko Terkena Parkinson

Riset lanjutan tentunya dibutuhkan, bukan hanya untuk menentukan penyebab parkinson, melainkan untuk menemukan cara baru mendiagnosis penyakit ini sejak dini. Juga, mencari metode pengobatan baru.

Ke depan, tim menyatakan, pengobatan bisa saja dilakukan dari usus dan bisa juga dari menjaga pola makan. Untuk sekarang, setidaknya mulailah jaga usus Anda.

Baca: Mahasiswa Iran Kembangkan Alat Penyembuh Parkinson

Simak berita lainnya tentang parkinson hanya di kanal Tekno Tempo.co.

JOURNAL OF CLINICAL INVESTIGATION INSIGHT | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

54 menit lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

4 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

4 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

8 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

10 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

11 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

13 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

23 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

1 hari lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya