Fosil Coronodon Havensteini Ungkap Evolusi Gigi Paus

Reporter

Senin, 17 Juli 2017 10:29 WIB

Tengkorak Coronodon havensteini. (Live Science)

TEMPO.CO, South Carolina - Geolog Mark Havenstein memiliki kepandaian khusus dalam mencari fosil langka dan penting. Ketika masih kanak-kanak, ia menemukan sebuah gigi dari hiu terbesar yang pernah hidup, megalodon, di sebuah pantai di Spanyol.

Selama bertahun-tahun, Havenstein terus mengumpulkan fosil. Lalu ia mendonasikan koleksi pribadinya kepada College of Charleston dan memulai bisnis Lowcountry Geologic. Usaha tersebut hanya fokus pada penemuan-penemuan penting yang belum ditemukannya.

Saat sedang melakukan scuba diving di Sungai Wando, Carolina Selatan, mencari gigi hiu, Hevenstein menemukan fosil tengkorak seekor paus.

Baca: Peneliti Temukan Fosil Binatang Aneh: Buaya Raksasa Bergigi T-rex

Dalam jurnal Current Biology edisi 10 Juli 2017, fosil yang ditemukan akhirnya diteliti ilmuwan dari New York Institute of Technology dan Natural History Museum. Terungkap fosil spesies baru tersebut berumur 30 juta tahun. Nama paus purba ini diambil dari nama Havenstein, Coronodon havensteini, sebagai bentuk penghormatan.


Rekonstruksi artis Coronodon havensteini. (Live Science)

Fosil spesies baru dengan panjang yang diperkirakan sepanjang 30 meter dan berat mencapai 200 ton ini, dalam studi berjudul "The Origin of Filter Feeding in Whales" dijelaskan merupakan transisi antara paus purba dan modern. Terutama, dalam proses makan.

Baca: Video 3D Fosil Homo Sapiens Tertua yang Baru Terungkap

Paus biru modern makan dengan cara menyaring air laut dalam volumen besar. Giginya meninggalkan krill atau udang kecil dan organisme kecil lainnya untuk dimakan.

"Paus modern makan organisme kecil sekitar 1.000 kilogram per hari," tulis tim dalam jurnal. "Gigi paus modern tidak menangkap mangsa berukuran besar sekaligus."

Jonathan Geisler, anggota tim dari New York Institute of Technology menjelaskan, paus sama seperti trenggiling di darat. Meski punya tubuh besar, tapi makan mangsa yang ukurannya sangat kecil. "Karena populasi organisme kecil lebih mudah dan lebih banyak di habitatnya," ujar Geisler, seperti dikutip dari laman Live Science.

Baca: Fosil Manusia Purba Tertua Ditemukan, Teori Homo Sapiens Berubah

Gigi paus modern terbagi atas pelat yang terlihat seperti rambut halus. Sebelum fosil C. havensteini ditemukan, para ilmuwan berkutat dalam debat kusir bagaimana sistem tersebut berkembang.

Sebagian menduga paus menghisap tanpa gigi. Sedangkan yang lainnya berteori bahwa paus kuno menggunakan gigi mereka seperti sebuah saringan untuk menangkap mangsa di air. Dan akhirnya fosil C. havensteini menguatkan teori kedua.

Salah satu dari ciri khas utama paus adalah gigi belakangnya yang besar dan memiliki ruang antargigi yang terlihat. "C. havensteini akan mendekati sekumpulan ikan dan akan membuka mulutnya dengan lebar ketika berenang ke arah sekelompok ikan tersebut," Kata Geisler. "Bersamaan dengan menutupnya rahang, air akan didorong keluar dari mulut melalui celah antargigi, dimana ikan akan terjebak di dalamnya."

Dalam jurnal, tim berspekulasi bahwa lidah paus telah diposisikan untuk mencegah ikan melarikan diri dari bagian depan mulut ketika tertutup.

Baca: Fosil Alga Berusia 1,6 Miliar Tahun Ditemukan, Tanaman Tertua?

Sebagaimana deretan gigi dengan celah berpangaruh bagi Paus, peneliti berpikir ukuran mangsa juga turut berpangaruh. Hal ini diikuti dengan hukum Goldilocks, berdasarkan cerita anak tiga beruang, yakni seorang gadis kecil bernama Goldilocks berpikir jika semangkuk bubur merupakan pilihan yang tepat saat pilihan makanan lain terlalu panas atau terlalu dingin.


Rambut halus di gigi paus. (Wikipedia)

Dalam kasus ini, celah antar gigi paus sangatlah besar, sehingga mangsa bisa saja meloloskan diri. Apabila celah antargigi tersebut sempit, maka air dan mangsa bisa saja dipaksa melewati rongga lain yang lebih besar ketika mulutnya tertutup. Dua kemungkinan tersebut agaknya berhasil dihindari dengan kondisi gigi belakang bercelah milik paus.

"Gigi besar milik C. havensteini juga menghalangi bagian tertentu dari sisi-sisi mulut, sehingga gigi-gigi besar tersebut dapat membantu menahan mangsa untuk diam di dalam mulut ketika rahang ditutup," tulis tim.

Baca: Bukti Kehidupan Tertua Terekam pada Fosil Mikroba di Kanada

Geisler dan rekannya Robert Boessenecker, Mace Brown, dan Brian Beatty curiga jika selama ini celah antargigi paus tersebut sudah terisi oleh rambut halus. Selama sistem penyaringan makanan terus berevolusi selama jutaan tahun, rambut halus tersebut semakin memanjang, sementara gigi semakin mengecil, sehingga ruang antar gigi berkurang.

Pada keturunan paus kuno, gigi bisa saja menjadi bantuan pertama untuk mendapatkan makanan. Juga, untuk memenuhi kebutuhan untuk menyaring makanan sebelum akhirnya berkembang menjadi rambut halus.

Baca: Penemuan Fosil Tertua di Bumi Beri NASA Harapan Soal Mars

Simak berita menarik lainnya tentang fosil hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | CURRENT BIOLOGY | BIANCA ADRIENNAWATI | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

6 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

11 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

12 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

15 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

15 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

19 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

20 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

22 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya