Google Pecat Karyawan Penulis Artikel Anti-Keberagaman Gender

Reporter

Selasa, 8 Agustus 2017 16:34 WIB

Google. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, California - Raksasa teknologi di Silicon Valley, Google, memecat seorang software engineer senior, James Damore, yang menulis artikel "Google's Ideological Echo Chamber". Artikel ini memuat penolakan terhadap kesetaraan gender di sektor teknologi.

Selama sepekan terakhir, Google dihebohkan dengan artikel Damore tersebut. Sekilas tak ada yang aneh dalam judul tulisan tersebut. Tapi, mengutip laman berita The Telegraph, Selasa, 8 Agustus 2017, isinya membahas soal "mampukah perempuan bekerja dalam dunia teknologi?"

Baca: Bos Google, Sundar Pichai, Batal Liburan karena Artikel Anonim

Tak ayal tulisan kontroversial tersebut tersebar dengan cepat. Sebab, Damore menyebut perempuan tak mampu bekerja di sektor teknologi lantaran faktor genetis.

Perbedaan itulah yang menurut penulis artikel tersebut membuat laki-laki dan perempuan tak bisa bersaing secara seimbang. "Saya menyebutnya masalah biologis. Alasan ini jugalah yang menyebabkan sulitnya kesetaraan gender di sektor teknologi, termasuk dalam kepemimpinan," demikian Damore menulis.

Baca: Karyawan Google Heboh dan Resah Lantaran Tulisan Anonim Ini

Selain itu, artikel tersebut menyebut laki-laki lebih memiliki ketertarikan dalam hal programing dibandingkan perempuan. Artikel tersebut menyebut bahwa perempuan sebetulnya lebih cocok bekerja di bidang yang berhubungan dengan manusia atau estetika.

Sejumlah karyawan Google memprotes tulisan tersebut. Beberapa pekerja Google menjelaskan, dokumen manifesto anti-keberagaman yang bocor ke publik itu menggambarkan sikap Damore yang menolak kehadiran pekerja perempuan di bidang yang dia geluti.

Baca: Dewi Sartika Jadi Dewi Persik di Google Maps, Google Minta Maaf

Bos Google Incorporation, Sundar Pichai, menyatakan memo anti-keanekaragaman itu telah melanggar Pedoman Perilaku Perusahaan dan melewati batas dengan memajukan stereotip gender yang berbahaya di tempat kerja. Memo tersebut menambah perdebatan sengit mengenai perlakuan terhadap wanita di Silicon Valley yang didominasi pria selama beberapa bulan terakhir menyusul skandal pelecehan seksual di Uber Technologies Inc dan beberapa perusahaan modal ventura.

Damore, seperti dilansir laman berita Reuters, sedang menjajaki semua kemungkinan penyelesaian hukum, dan sebelum dipecat, dia telah mengajukan tuntutan ke Dewan Hubungan Ketenagakerjaan Nasional Amerika Serikat.

Baca: Google Stamp, Fitur Story dari Google akan Segera Rilis

Simak berita menarik lainnya dari Google hanya di laman berita Tekno Tempo.co.

REUTERS | THE TELEGRAPH | YON DEMA

Berita terkait

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

56 menit lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

2 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

3 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

5 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

15 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

20 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

20 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

20 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya