Pemerintah Kembangkan Aspal Plastik, Ini Keunggulannya

Reporter

Editor

Sabtu, 16 September 2017 22:44 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meninjau penggelaran aspal campur plastik di Jalan Sultan Agung, Kota Bekasi. 16 September 2017. Tempo/Caesar Akbar

TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah melakukan uji coba penggunaan aspal campur plastik atau lebih dikenal aspal plastik pada ruas Jalan Sultan Agung, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 16 September 2017. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Deded P. Syamsudin, mengatakan kekuatan produk ini 40 persen lebih kuat ketimbang aspal biasa.

Tidak hanya itu, Deded mengklaim aspal ini lebih tahan terhadap air, sehingga bisa membuat jalanan lebih awet dibanding sebelumnya."Setara aspal modified yang harganya lebih mahal," kata dia saat presentasi di Bekasi, Sabtu, 16 September 2017.

Berdasarkan penelitian, Deded dan tim menemukan bahwa semakin tinggi kadar limbah dalam aspal, ketahanan terhadap deformasi pun semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi kandungan limbah kresek, ketahanan terhadap retak lelah justru menurun. Yang terbaik adalah saat kadar limbah hanya dicampurkan sekitar lima sampai enam persen saja.

Soal racun dari limbah plastik, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjamin penggunaan plastik dalam bahan campuran aspal panas tidak bakal menimbulkan paparan racun. Mengutip riset yang dilakukan tim Kementerian, kantong kresek baru terdegradasi menjadi polutan dan racun bila terkena suhu sepanas 280 derajat Celsius.

Sedangkan panas pencampuran aspal di Asphalt Mixing Plant (AMP) baru mencapai 185 derajat Celsius dan panas aspal saat penggelaran hanya sekitar 130 derajat Celsius. "Masih jauh dari batas yang bisa menimbulkan racun," tuturnya sambil melihat penggelaran aspal itu di Jalan Sultan Agung, Bekasi.

Penelitian mengenai pemanfaatan limbah plastik untuk bahan campuran aspal sudah dimulai sejak 2008 dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR. Atas inisiasi dari Kementerian Koordinator Kemaritiman, penelitian pun dilanjutkan kembali pada awal 2017.

Referensi penelitian serupa sudah dilakukan di India, berdasarkan hasil kajian di laboratorium pada 2017. Menurut penelitian itu, campuran beraspal panas dengan bahan tambah limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall sebesar 40 persen dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah pada kadar limbah plastik tertentu dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar.

Teknologi aspal plastik ini diuji coba pertama kali di jalan lingkungan Universitas Udayana, Bali, sepanjang kurang-lebih 700 meter pada 18 hingga 29 Juli lalu. Setelah Bali, Bekasi adalah lokasi kedua penerapan aspal campuran dari limbah plastik. Penerapan serupa akan digelar di Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

1 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

17 hari lalu

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

Golkar mengajukan tiga nama di Pilkada Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

20 hari lalu

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, mengatakan 50 persen lebih warganya mudik ke kampung halaman

Baca Selengkapnya

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

20 hari lalu

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

Sudah ada tiga tokoh yang mendaftar untuk maju di Pilkada Kota Bekasi 2024 lewat PKB

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

29 hari lalu

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

Para tersangka pelaku pencampur BBM jenis Pertalite dengan air yang dikirim ke sebuah SPBU Kota Bekasi tersebut akan diancam pidana 6 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

41 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

42 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

42 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

7 Februari 2024

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

Pengguna KRL berharap PT KAI serius memperbaiki fasilitas publik di stasiun Bekasi itu.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya