Parker Solar Probe, Wahana NASA untuk Misi ke Matahari

Reporter

Editor

Minggu, 17 September 2017 06:31 WIB

Parker Solar Probe, wahana NASA untuk misi ke matahari. (NASA)

TEMPO.CO, California - Ini jelas sebuah proyek nan ambisius, Juli tahun depan, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan meluncurkan wahana terbaru mereka, Parker Solar Probe. Ini misi yang teramat serius: mereka ingin melihat matahari lebih dekat lagi.

Inilah instrumen pertama yang bakal menyambangi sang mentari. Sebelumnya, sejak eksplorasi antariksa dimulai enam dekade lalu, manusia sudah mengirim berbagai wahana nirawak ke sejumlah planet dan obyek lain di tata surya.

Bahkan wahana nirawak New Horizons sudah melewati Pluto dan mendekati ujung tata surya. Namun hingga saat ini matahari lebih banyak dipelajari dari bumi.

Sulit untuk mengirim wahana mendekati matahari karena tingginya hawa panas dan radiasi yang dilepaskan bintang itu. Teleskop Hubble, mengorbit 570 kilometer di atas bumi dan digunakan untuk memantau bintang-bintang jauh, dirancang untuk membelakangi matahari demi melindungi lensa dan instrumennya yang sensitif.

Kelak, salah satu agenda besar perjalanan wahana Parker adalah memecahkan teka-teki, yakni kenapa bagian atmosfer matahari jauh lebih panas ketimbang permukaan bintang itu.

Selama ini para ahli masih dilanda penasaran dengan korona yang muncul dari bagian fotosfer. Temperatur fotosfer, bagian permukaan matahari yang tampak dari bumi, mencapai 6.000 derajat Celsius. Sedangkan korona, selubung berwarna putih yang hanya tampak saat terjadi gerhana matahari, suhunya bisa jutaan derajat Celsius lebih panas daripada fotosfer.

"Mengapa korona bisa begitu panas adalah misteri tua yang sulit dipecahkan," kata David H. Brooks, ilmuwan dari George Mason University. "Fenomena itu mirip seperti api yang melesat dari sebuah batu es."

Baca: Misi Cassini Berakhir, Ini Curahan Hati Ilmuwan Perempuan NASA

Selanjutnya: Aktivitas medan magnet matahari
<!--more-->

Hasil riset tim gabungan dari University College London, Inggris, serta George Mason University dan Naval Research University, Amerika Serikat, dalam jurnal Nature Communications menunjukkan aktivitas medan magnet mempengaruhi komposisi elemen, termasuk besi, di atmosfer matahari. Kondisi ini diduga berdampak besar pada pemanasan korona.

Menurut Brooks, selama ini para astronom mengira komposisi elemen di atmosfer matahari tidak berubah seperti halnya rotasi atau gravitasi permukaan bintang. Namun hasil studi menunjukkan perubahan komposisi berhubungan dengan aktivitas medan magnet. "Ikut berubah seiring waktu dan berpengaruh pada proses pemanasan atmosfer," katanya seperti ditulis Science Daily.

Medan magnet matahari berfluktuasi dalam siklus 11 tahun. Dalam periode itu, medan magnet matahari berubah dari kondisi tenang menjadi sangat intensif. Perubahan ini ditunjukkan oleh munculnya sejumlah bintik matahari dan lonjakan kadar radiasi.

Hasil studi ini tentu saja bukan jawaban akhir, mengingat pengamatan terhadap matahari dilakukan dari bumi. Pembahasan pengaruh medan magnet matahari terhadap korona itu, menurut Brooks, masih menjadi perdebatan para ilmuwan. Jawaban lebih detail mengenai anomali korona bisa diperoleh jika manusia dapat mengamati matahari lebih dekat lagi. Nah, karena itulah wahana Parker ini berangkat.

Baca: NASA Rilis Foto Indah Bumi, Diambil dari Antariksa

Selanjutnya: Misi Parker Solar Probe
<!--more-->

Parker Solar Probe digunakan untuk mempelajari korona dan atmosfer luar matahari. Wahana senilai US$ 1,5 miliar, atau sekitar Rp 20,2 triliun. tersebut juga dipakai untuk mengumpulkan data struktur matahari, medan magnet, dan listrik serta fenomena angin matahari.

Wahana itu dilengkapi tameng tahan panas yang terbuat dari komposit karbon setebal 11 sentimeter. Tameng itu dirancang untuk menahan panas hingga 1.400 derajat Celsius yang akan menerpa Parker Solar Probe saat mengorbit matahari.

Dengan pelindung itu, wahana akan beroperasi dalam kisaran suhu ruang. Tameng itu juga melindungi wahana dari radiasi dengan intensitas 475 kali lebih tinggi daripada yang diterima manusia di bumi.

Menumpang roket Delta 4 Heavy, Parker Solar Probe akan melesat ke orbit Merkurius, planet yang paling dekat dengan matahari. Wahana itu akan berada pada jarak 6,2 juta kilometer, lokasi paling dekat dengan matahari yang akan dicapai wahana buatan manusia. Parker Solar Probe dirancang untuk melakukan 24 kali perjalanan mengelilingi matahari hingga misinya selesai pada 2025.

Perjalanan belum lagi dilakukan, tapi ada lelaki tua yang merasa bahagia atas rencana misi itu. Dia adalah Eugene Parker, ilmuwan Amerika yang membuktikan adanya lontaran partikel alias angin matahari pada 1958. Angin matahari ini mampu memicu kerusakan peralatan elektronik di bumi.

Itu sebabnya, wahana ini diberi nama sesuai dengan namanya. Parker menjadi ilmuwan pertama yang namanya digunakan untuk wahana nirawak saat masih hidup. "Saya merasa sangat terhormat bisa dilibatkan dalam misi bersejarah ini," kata ilmuwan berusia 89 tahun itu seperti ditulis Space.

Baca: NASA Ungkap Misteri Bulan: Punya Air Setara Lautan Bumi

Simak kabar misi terbaru NASA hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NATURE COMMUNICATIONS | SCIENCE DAILY | NASA | SPACE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

9 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

14 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

14 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

15 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

18 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

20 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

21 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya