4. Kolam Don Juan di Antartika
Kolam Don Juan di Antartika. (myantarcticaresearchtrip.blogspot.com)
Tempat yang lebih asin daripada Laut Mati terletak di Antartika. Ini berupa kolam seluas 3 hektare. Kedalamannya hanya 10 sentimeter, tak cukup dalam untuk bisa mendayung di sana. Dua pilot helikopter yang menemukan kolam yang mengandung 44 persen garam itu memberinya nama kolam Don Juan.
"Penyebab hiper-salinitas kolam ini tak sepenuhnya dapat dipahami," kata ahli geologi Jay Dickson dari California Institute of Technology di Pasadena, seperti dilansir laman Live Science. Dia telah bertahun-tahun mempelajari kolam ini dan merekam bagaimana perubahannya.
"Salah satu faktor penting dari Don Juan adalah ia berupa cekungan tertutup," kata Dickson. Sebuah cekungan terbuka memiliki aliran air ke dalam dan keluar. Cekungan tertutup tidak memilikinya, sehingga air dan garam dibawa ke kolam tidak bisa keluar.
Pada titik ini, air dapat membeku atau menguap. Kolam Don Juan memiliki begitu banyak garam dan membuat suhunya menjadi dingin mencapai -53 derajat Celsius. Akibatnya, jika air menguap, garamnya akan tertinggal dengan sebagian air yang lain. "Ini adalah proses bagaimana ia bisa begitu pekat," kata Dickson. Ia mengatakan para peneliti masih mencoba mencari tahu dari mana air garam berasal.
Baca juga: Begini Jadinya Saat Peneliti Mencoba Memasak di Antartika
3. Salar de Uyuni, Bolivia
Salar de Uyuni di Bolivia. (unbelievableinfo.com)
Permukaan yang mengandung garam terbesar di dunia juga ditemukan di Bolivia. Namanya Salar de Uyuni. Cekungan seluas lebih dari 10.500 kilometer persegi itu terbentuk ketika mega-danau prasejarah mengering.
Cekungan tersebut sekarang terlapisi dengan garam kristal yang membentang sejauh mata memandang. Wisatawan berduyun-duyun mendatangi tempat ini untuk mengagumi tempat yang mereka anggap dunia lain itu. Sementara itum burung flamingo mengunjungi untuk berkembang biak.
Di bawah kerak kristal itu ada air garam, yang kaya akan mineral. Salar de Uyuni berisi setengah pasokan litium dunia. Pemerintah Bolivia baru-baru ini mulai mengeluarkan logam lunak yang berharga itu dan digunakan untuk membuat baterai di gawai elektronik.
Garam telah diekstraksi dari Salar de Uyuni selama berabad-abad. Meskipun demikian, para penambang, yang menggunakan kapak dan sekop untuk menggali dan menumpuk garam kering, hampir tidak menggores permukaannya.
Baca juga: Mengunjungi Uniknya Pasar Penyihir di Bolivia
Selanjutnya: Tambang garam Goderich...