Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita BJ Habibie tentang Krisis Moneter, IMF dan Hancurnya IPTN

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Mantan Presiden, BJ Habibie memerlihatkan medali Edward Warner Award usai upacara peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, (10/8). Medali Edward Warner Award merupakan bukti Habibie terpilih sebagai ilmuwan dirgantara yang berjasa dalam pengembangan dan desain pesawat. ANTARA/Agus Bebeng
Mantan Presiden, BJ Habibie memerlihatkan medali Edward Warner Award usai upacara peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, (10/8). Medali Edward Warner Award merupakan bukti Habibie terpilih sebagai ilmuwan dirgantara yang berjasa dalam pengembangan dan desain pesawat. ANTARA/Agus Bebeng
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tangan dan mulut BJ Habibie bergetar saat menceritakan soal hancurnya IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara). Jumat petang itu, awal Mei 2012, dia memakai baju koko dan celana putih. Di lehernya tersampir selendang sutra putih peninggalan mendiang istrinya, Hasri Ainun Habibie. 

Habibie, yang dijuluki Mister Crack (karena keahliannya menebak retakan pesawat), mengambil sekeping medali emas dari kotak beludru berwarna biru. Di medali itu terukir nama Bacharuddin Jusuf Habibie.

Pada 7 Desember 1994, dia dianugerahi Edward Wanner Award. Dia menjadi orang pertama dalam 50 tahun yang dianggap berjasa dalam penerbangan sipil. Medali yang diberikan International Civil Aviation Organization itu, kata dia, adalah ”bukti bahwa Indonesia mampu membuat pesawat. Penghargaan ini adalah pengakuan dari seluruh dunia”.

Berikut ini cerita BJ Habibie tentang IPTN, yang dimuat dalam rubrik memoar Majalah Tempo edisi 28 Mei 2012 dengan judul Kisah Mister Crack dan Si Gatotkaca:

Hanya dengan 20 orang kami memulai industri ini (tahun 1976). Pada pertengahan 1990-an, IPTN mempekerjakan 48 ribu karyawan dengan turnover sekitar US$ 10 miliar. Bisa saja orang menganggap puluhan ribu orang itu sebagai pemborosan. Tapi, bagi saya, sumber daya manusia itu aset nasional. Tujuan saya mendidik mereka. Dengan satu perhitungan, mereka bisa dibajak perusahaan lain yang akan memberikan lapangan pekerjaan di Indonesia. Kenyataannya, saya berhasil. Pesawat N250 yang dipamerkan dalam acara Indonesia Air Show, 1996. TEMPO/Bambang Harymurti

Pada Agustus 1996, kami berhasil menerbangkan prototipe N-250 Gatotkaca di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Pesawat ini adalah pesawat pertama di kelasnya—subsonic speed—yang menggunakan teknologi fly by wire (seluruh gerakannya dikendalikan dengan komputerisasi). Pada saat itu, N-250 merupakan pesawat ketiga yang menerapkan teknologi ini, selain Airbus A-340 dan Boeing 767. Tapi dua pesawat itu adalah pesawat penumpang jet berkapasitas besar. Kelahiran N-250 Gatotkaca sukses besar dan dipuji dunia.

Hanya berselang setahun setelah peluncuran Gatotkaca, IPTN mengumumkan proyek pesawat komuter berpenumpang 100 orang. Pesawat jet itu diberi kode N-2130. Proyek ini diperkirakan menelan dana US$ 2 miliar. Dana diperoleh dari penjualan dua juta lembar saham. Lalu dibentuklah PT Dua Satu Tiga Puluh (DSTP) untuk melaksanakan proyek besar ini. Saat krisis menerjang Asia pada 1997, perusahaan ini limbung. Setahun kemudian, rapat umum pemegang saham luar biasa meminta PT DSTP melikuidasi diri.

Pada 1997, Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan sejumlah syarat jika Indonesia ingin memperoleh pinjaman US$ 5 miliar untuk mengatasi krisis ekonomi. Salah satu klausul letter of intent berbunyi pemerintah tidak boleh lagi memberikan subsidi kepada IPTN. Artinya, pemerintah tidak lagi membantu IPTN menyelesaikan turboprop N-250. Padahal pesawat itu sedang dalam proses akhir uji terbang untuk mendapatkan sertifikasi layak terbang nasional dan internasional dari Federation Aviation Agency Amerika dan sertifikasi layak terbang dari Joint Airworthiness Agency Eropa.

Presiden Soeharto menandatangi perjanjian dengan IMF. Michel Camdessus terlihat memandanginya dengan bersedekap. AP Photo

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya, syarat itu disetujui. Presiden Soeharto, pada Januari 1998, menandatangani kesepakatan itu saat saya masih menjabat Menteri Riset dan Teknologi.

Keputusan itu dibuat karena IPTN dianggap sangat membebani keuangan negara. Padahal saya tidak punya utang. Industri pesawat terbang dianggap tidak menguntungkan karena tidak ada pasarnya. Tapi, lihat sekarang, negara dengan pertumbuhan penumpang penerbangan yang terbesar di dunia adalah Indonesia.

Saya yakin pesawat N-250 akan sukses di pasaran bila programnya tidak dihentikan IMF. Saya perhitungkan, antara tahun 2000 dan 2020, dunia membutuhkan 8.000 unit pesawat komuter. Sekitar 45 persen adalah pesawat sekelas N-250. Jadi, pasarnya memang sangat luas.

Ketika Lion Air hendak membeli pesawat, mereka berkonsultasi dengan saya. Mereka mencari spesifikasi yang sama dengan N-2130. Mereka memutuskan membeli 230 pesawat Boeing 737. Lalu Lion Air kembali membeli 27 pesawat dari ATR milik Prancis dan Eropa. Spesifikasinya sama dengan milik saya. Bayangkan, teknologi Indonesia sudah lebih maju 20 tahun!

Sekarang karyawan PT DI tinggal 3.000. Dalam lima tahun, sumber daya akan menyusut menjadi nol. Orangnya mati atau pensiun. Mereka menghancurkan semua yang sudah saya bangun. Ini kriminal kepada saya.

Berita lain tentang BJ Habibie, bisa Anda baca di Tempo.co.

MAJALAH TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

6 hari lalu

Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.


Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.


Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

18 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.


BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

19 hari lalu

Perwakilan BRIN temui massa unjuk rasa tolak penutupan jalan provinsi Serpong-Parung, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.


Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

19 hari lalu

Presiden Jokowi (tengah) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wapres Ma'ruf Amin saat Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 14 November 2019. TEMPO/Subekti.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.


Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

58 hari lalu

Nurtanio. wikipedia.org
Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

Sayangnya saat Nurtanio memasuki sekolah penerbangan di era kolonial Jepang itu dirinya hanya disuruh untuk mendorong dan membersihkan pesawat terbang


Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

20 Maret 2024

Reza Rahadian dan BCL dalam film My Stupid Boss.  foto: dok. Falcon Pictures
Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

Selain Dian Sastro dan Nicholas Saputra, Indonesia punya pasangan aktor Reza Rahadian dan BCL yang kerap dipasangkan dalam film.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

13 Maret 2024

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

8 Maret 2024

Sebuah kapal kargo melintasi Terusan Suez baru setelah upacara peresmian di Ismailia, Mesir, 6 Agustus 2015. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.


Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

6 Maret 2024

Sampul majalah TEMPO edisi 16 September 2019. dok. TEMPO
Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

Beberapa kali laporan investigasi dan cover Majalah Tempo pernah dilaporkan ke Dewan Pers oleh berbagai pihak. Soal apa saja, dan siapa pelapornya?