Terakhir, uji klinis tahap tiga. Ini uji skala besar untuk memastikan apakah vaksin benar-benar bisa melindungi penerimanya dari infeksi. Tahap ini bukan formalitas. Sebuah vaksin mungkin saja menunjukkan kemampuannya membangkitkan kekebalan tubuh di fase dua tapi ternyata tak cukup memberi jaminan adanya efek kekebalan di fase tiga.
Tim peneliti di Rusia diketahui telah melakukan pra-registrasi untuk uji klinis fase satu dan dua, dan menurut situs web vaksin itu, dua uji tersebut telah diselesaikan awal Agustus ini. Hasilnya diklaim tidak ada efek yang tidak diharapkan dan bahwa vaksin itu mampu memicu respons kekebalan tubuh yang diinginkan. Tapi tidak ada detail yang dirilis dari hasil-hasil itu.
Laporan yang sama juga mengklaim uji klinis tahap tiga sudah akan dimulai 12 Agustus di sejumlah negara termasuk Brasil, Meksiko, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Dengan kata lain, vaksin itu belum melalui seluruh tahapan secara utuh saat izin diberikan Putin. Plus ketiadaan data dari fase satu dan dua. "Kami jadi tidak tahu apakah vaksin itu benar-benar aman dan efektif," kata seorang epidemiolog, Gideon Meyerowitz-Katz.
3. Apa dampak yang mungkin ditimbulkan vaksin ini?
Itu sebabnya sejumlah pakar kesehatan masyarakat memperingatkan Rusia kalau izin yang diberikannya bisa berbalik bencana. Yang paling jelas dikhawatirkan adalah vaksin itu malah menciptakan efek samping berbahaya. Vaksin berbasis adenovirus memang telah luas digunakan tapi tanpa melalui data uji coba para pakar itu tak bisa yakin.
Baca juga:
Israel Teliti dan Jajaki Pembelian Vaksin Covid-19 Rusia
Vaksin itu juga bisa memberi hasil yang menipu. Orang-orang yang menerimanya dan percaya kalau mereka telah kebal, padahal tidak, justru bisa semakin menyebarluaskan penularan virus SARS-CoV-2 dan menyebabkan lebih banyak angka kematian.
Ada juga risiko sosiopolitiknya. Di banyak negara hampir selalu didapati kelompok-kelompok yang menolak vaksinasi atau gerakan antivaksin. Merilis vaksin-vaksin yang belum teruji ke tengah masyarakat hanya akan menambah besar masalah dengan kelompok-kelompok itu.
“Ini adalah keputusan yang ceroboh dan bodoh," kata Francois Balloux dari University College London. “Selain bencana kesehatan, kampanye vaksin Rusia ini juga bisa menyebabkan kemunduran dalam tingkat penerimaan vaksin di tengah masyarakat."
NEW SCIENTIST | NATURE