Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BMKG Deteksi Gelombang Laut Selatan Yogyakarta dan Jateng Capai 6 Meter

image-gnews
Penduduk berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Jawa Tengah, Rabu, 25 Juli 2018. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi untuk perairan selatan Jawa Tengah dan Samudra Hindia, dengan ketinggian gelombang mencapai 7 meter. ANTARA
Penduduk berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Jawa Tengah, Rabu, 25 Juli 2018. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi untuk perairan selatan Jawa Tengah dan Samudra Hindia, dengan ketinggian gelombang mencapai 7 meter. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta: Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) menyatakan selain fenomena hujan lebat dan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, kondisi kawasan perairan pesisir selatan wilayah itu juga patut diwaspadai.

Baca:
Covid-19 DIY Bertambah Hampir 10.000 Kasus Sepanjang Januari 2021

Menurut BMKG, pada hari Kamis, 4 Februari 2021 (berlaku selama 24 jam), gelombang perairan Yogyakarta masuk kategori tinggi, yakni dalam rentang 2,5-4 meter, sedangkan Samudera Hindia selatan Jawa Tengah masuk kategori sangat tinggi yang berkisar 4-6 meter.

Tinggi gelombang maksimum sendiri bisa mencapai dua kali dari rentang yang diperkirakan bergantung berbagai faktor seperti suhu hingga kecepatan angin yang terjadi.

“Kondisi sinoptik perairan dan Samudera Hindia di selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta umumnya berawan, berpotensi hujan ringan-sedang, kecepatan angin 4-30 knot,” ujar prakirawan BMKG, Adnan Dendy Mardika, Kamis.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, menyatakan pasca-hujan petir pada Rabu petang lalu, potensi hujan lebat masih terus terjadi di wilayah Yogyakarta.

“Untuk siang–sore hari potensi hujan sedang-lebat masih terjadi di Kabupaten Sleman, Kulon Progo Utara, Kota Yogyakarta, Bantul Utara-Timur dan Gunungkidul,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan pada malam hari potensi hujan ringan-sedang terjadi di Kabupaten Kulon Progo, Bantul Selatan dan Gunungkidul Selatan. “Kecepatan angin dari arah barat dengan kecepatan maksimum 45 km per jam,” ujarnya.

BMKG Yogyakarta juga mengeluarkan peringatan dini pada masyarakat soal potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Sleman, Kulon Progo, Bantul, Kota Yogyakarta dan Gunungkidul serta potensi gelombang laut tinggi di perairan selatan Yogyakarta.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Petrus Singgih Purnomo, mengatakan dari kejadian angin kencang disertai hujan petir pada Rabu petang, tercatat sejumlah dampak di beberapa ruas jalan utama Kota Yogyakarta. 

Dampak tersebut, di antaranya pohon setinggi 15 meter dengan diameter 50 cm yang tumbang di Jalan Hos Cokroaminoto Kampus UMY, lalu pohon akasia setinggi 8 meter di Jalan Wahid Hasyim tumbang menutup jalan itu dan pohon tumbang (Waru).

Pohon setinggi 8 meter dengan volume 40 cm juga tumbang menimpa mobil milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta serta menghalangi akses jalan pusat kota Yogyakarta di Jalan Brigjen Katamso. “Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian angin kencang Rabu kemarin,” ujar Petrus.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

8 jam lalu

Menyambut Hari Kebangkitan Nasional, ratusan pelari diajak melintasi rute rute ikonik di kawasan Kampus UGM Yogyakarta sejauh 5 kilometer pada Ahad (19/5). Dok. Istimewa
Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.


Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

10 jam lalu

Wisatawan mancanegara menikmati keindahan pura saat mengunjungi objek wisata Pura Taman Ayun, Badung, Bali, Senin, 18 Maret 2024. Pulau Bali kembali dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia dengan memperoleh predikat The Best Island dalam DestinAsian Readers' Choice Awards. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Bus Study Tour Pelajar Yogyakarta Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Disdik : Tak Ada Korban

Bus study tour yang tertimpa tiang listrik itu diganti dengan unit baru yang unitnya didatangkan dari Jember Jawa Timur.


Prakiraan Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Bogor Berpotensi Hujan Lebat Setiap Hari

13 jam lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Prakiraan Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Bogor Berpotensi Hujan Lebat Setiap Hari

BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat memprediksi peluang hujan di Bogor bisa terjadi setiap hari.


Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia, BMKG Peringatkan Nelayan dan Pemilik Tongkang

16 jam lalu

Gelombang tinggi pecah saat menerpa penahan gelombang di pesisir pantai Kampung Nelayan Oesapa, Kota Kupang, NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia, BMKG Peringatkan Nelayan dan Pemilik Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.


BMKG Siapkan Ekspedisi Investigasi Fenomena Kegempaan Zona Megathrust

18 jam lalu

Ilustrasi - Kapal riset OceanXplorer menurunkan kapal selam untuk meneliti perairan. (ANTARA/HO-OceanX)
BMKG Siapkan Ekspedisi Investigasi Fenomena Kegempaan Zona Megathrust

Investigasi fenomena kegempaan ke zona megathrust ini dilaksanakan dalam rangka penelitian dan pendataan yang dilakukan oleh BMKG dan BRIN.


Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

23 jam lalu

Gempa mengguncang Sumedang pada Sabtu dini hari, 18 Mei 2024 pukul 02.54 WIB. (BMKG)
Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

Topik tentang gempa tektonik bermagnitudo 3,5 mengguncang kuat wilayah Sumedang menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

Sirkulasi siklonik membentuk daerah konvergensi yang mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan.


Cara dan Syarat Daftar Sekolah Kedinasan STMKG 2024, Lulus Jadi PNS BMKG

1 hari lalu

Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). YouTube/STMKG Official
Cara dan Syarat Daftar Sekolah Kedinasan STMKG 2024, Lulus Jadi PNS BMKG

Pendaftaran sekolah kedinasan STMKG BMKG tersedia sebanyak 120 formasi.


Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

1 hari lalu

Gempa mengguncang Sumedang pada Sabtu dini hari, 18 Mei 2024 pukul 02.54 WIB. (BMKG)
Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

Gempa dirasakan di wilayah Sumedang utara dan selatan dengan skala intensitas gempa III - IV MMI.


Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

1 hari lalu

Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul meneken kerjasama kelola sampah bersama di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kepatihan Jumat, 17 Mei 2024. Dok.istimewa
Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.