TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan kontraktor militer di Amerika Serikat belum lama ini membeli lebih dari dua lusin jet tempur F-16A Fighting Falcon. Perkembangan terbarunya, satu dari jet-jet tempur itu terlihat telah dipakai terbang, membuatnya menjadi F-16 pertama milik swasta yang melesat di langit.
Perusahaan itu adalah Top Aces yang memiliki kontrak melatih para pilot Angkatan Udara Amerika dalam pertempuran di udara, air-to-air combat. Top Aces akan menggunakan pesawat-pesawat tempur F-16 yang baru saja dibelinya tersebut untuk simulasi jet-jet tempur Cina dan Rusia.
Top Aces memborongnya dari armada bekas pakai di Angkatan Udara Israel. Pesawat-pesawat itu adalah F-16A yang dikenal di Angkatan Udara AS sebagai pemilik nomor seri 78-0322, veteran jet tempur yang pernah terlibat dalam Operasi Opera menyerang fasilitas Reaktor Osirak milik Irak pada 7 Juni 1981 lalu.
Dalam operasi itu, Israel membombardir reaktor yang sedang dalam pembangunan dan dicurigai bagian dari program nuklir rezim Saddam Hussein itu dengan 16 bom. Setiap bom seberat 2.000 pound atau hampir 1 ton.
Sebanyak seluruhnya 29 unit pesawat itu adalah juga jet tempur jenis F-16 pertama yang berada di tangan swasta, dan pesawat tempur generasi termuda yang dimiliki industri pelatihan penerbangan militer swasta. Sebelum ini, industri pelatihan militer bergantung kepada jet tempur produksi 1950-an hingga awal 1970-an.
Usia jet-jet tempur F-16 itu pun kini telah menginjak empat dekade, meski begitu kemampuan manuvernya masih disegani. Top Aces membelinya dari Israel pada 2020 untuk memerankan sejumlah skenario latihan.
Karena kecepatan dan tingkat manuvernya yang tinggi, jet-jet tempur itu dinilai mampu memerankan jet tempur modern Cina dan Rusia dalam pertempuran jarak dekat di udara, terutama dogfighting. Pilot-pilot yang dipekerjakan biasanya adalah eks pilot pesawat tempur dengan pengalaman ribuan jam terbang sehingga dianggap cukup mengenal gaya dogfighting jet tempur Amerika maupun negara lain.
Perusahaan itu juga akan menggunakan tunggangan terbarunya tersebut untuk melatih pilot dalam pertempuran udara-ke-darat. Jet-jet tempur F-16 itu juga bisa memerankan rudal jelajah atau drone yang meluncur cepat, lurus dan sangat rendah.
Peran yang tidak asing karena delapan dari pesawat tempur F-16 itu telah menunjukkannya dalam Operasi Opera. Mereka terbang 100 kaki saja dari permukaan untuk bisa menghindari radar pertahanan udara Irak.
Belum jelas dari 29 unit yang dibelinya, berapa pesawat F-16 yang akan diterbangkan oleh Top Aces. Jumlah itu dinilai sangat besar dan bisa saja Top Aces menggunakan sebagian untuk kebutuhan kanibalisme. Pesawat kargo superjumbo Antonov An-124 'Condor' dari Ukraina telah sejauh ini menerbangkan empat unit jet tempur itu ke Amerika.
POPULAR MECHANIC
Baca juga:
Selain Roket, Drone Bawah Laut Hamas Menyerbu Wilayah Israel