TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah menjadi waktu yang sangat menegangkan bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Karena yang menyerang tidak hanya kanker, tapi juga sel-sel kekebalan yang dibutuhkan untuk mempertahankan tubuh dari infeksi.
Penelitian baru yang dilakukan di University of Arizona Health Sciences, Amerika Serikat menemukan bahwa pasien yang menjalani kemoterapi aktif memiliki respons imun yang lebih rendah terhadap dua dosis vaksin Covid-19, tapi dosis ketiga meningkatkan respons.
Kepala Gastrointestinal Onkologi Medis di lembaga itu, Rachna Shroff, mengatakan pihaknya ingin memastikan dan memahami tingkat perlindungan yang ditawarkan vaksin Covid-19 kepada pasien kankernya.
“Terutama karena pembatasan dilonggarkan dan varian yang lebih menular mulai menyebar," ujar Shroff yang juga merupakan direktur Kantor Uji Klinis Pusat Kanker itu, seperti dikutip Medical Xpress, 1 ktober 2021.
Shroff dan tim peneliti University of Arizona Health Sciences mengamati 53 pasien kanker yang menjalani terapi kanker aktif imunosupresif, seperti kemoterapi. Mereka membandingkan respons imun setelah dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer-BioNTech dengan 50 orang dewasa yang sehat.
Setelah dua dosis vaksin, sebagian besar pasien kanker menunjukkan beberapa respons kekebalan terhadap vaksin, yang berarti mereka memiliki antibodi untuk SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Hasil studi mereka dipublikasikan secara online di jurnal Nature Medicine.
Professor immunobiology di College of Medicine—Tucson yang juga anggota Cancer Center and BIO5 Institute, Deepta Bhattacharya, mengaku terkejut dengan studi tersebut. “Kami melihat antibodi, sel B dan sel T, yang membentuk sistem pertahanan tubuh, dan menemukan bahwa vaksin tersebut kemungkinan paling tidak melindungi sebagian besar orang yang menjalani kemoterapi."
Namun, respons imun jauh lebih rendah daripada orang dewasa yang sehat, dan beberapa pasien tidak memiliki respons terhadap vaksin Covid-19. Artinya perlindungan yang lebih sedikit terhadap SARS-CoV-2, terutama varian Delta yang sekarang menjadi strain dominan di Amerika.
Dua puluh pasien kembali untuk suntikan ketiga, yang meningkatkan respons kekebalan untuk sebagian besar. Respons imun kelompok secara keseluruhan setelah suntikan ketiga mencapai tingkat yang sama dengan orang-orang yang tidak menjalani kemoterapi setelah dua dosis.
Tim penelitian interdisipliner dibentuk tidak lama setelah vaksin Pfizer-BioNTech telah disetujui pada akhir 2020. Tujuannya untuk mendapatkan jawaban yang paling jelas. Mereka fokus pada pasien dengan tumor padat, seperti payudara atau kanker gastrointestinal, dan dikecualikan orang-orang di imunoterapi.
MEDICAL XPRESS | NATURE MEDICINE
Baca:
Kurangi Efek Kematian, Molnupiravir dari Merck Akan Jadi Pil Covid-19 Pertama?